jpnn.com, JAKARTA - Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjalin kemitraan dengan negara-negara berkembang di Asia Pasifik guna mencapai tujuan pemulihan kawasan dari pandemi Covid-19.
Menurut Asakawa, ADB akan selalu menjaga kepercayaan negara-negara anggotanya sebagai kerabat kerja selama masa-masa sulit.
BACA JUGA: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
"Antara lain dengan memberikan dukungan pembiayaan untuk mengatasi dampak Covid-19 dan memulihkan perekonomian senilai USD 20 miliar," katanya melalui keterangan resmi yang diterima, Selasa (22/9).
Dalam Sidang Tahunan ke-53 ADB yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal 16-18 September 2020, lembaga yang bermarkas di Manila, Filipina itu menyatakan dukungan kepada negara-negara anggotanya dalam enam bidang utama.
BACA JUGA: Perkuat Pembiayaan Infrastruktur, Kemenkeu Gandeng Departemen Perbendaharaan AS
Pertama, mendorong kerja sama dan integrasi regional untuk membantu para anggota ADB memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh institusi global.
Kedua, memperkuat investasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, serta membangun sumber daya manusia yang dibutuhkan perekonomian dalam jangka panjang.
BACA JUGA: ADB Terus Pulihkan Kawasan Asia Pasifik
Ketiga, mempercepat upaya mengatasi perubahan iklim. Keempat, berinvestasi pada teknologi informasi dan data untuk kesehatan, pendidikan, pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah, dan kerja jarak jauh, sekaligus mengatasi kesenjangan digital dan keamanan dunia maya.
Kelima, membantu anggotanya memperkuat mobilisasi sumber daya domestik melalui kerja sama perpajakan internasional.
Keenam, mendukung pengembangan vaksin yang aman dan efektif, serta merumuskan strategi penyampaian yang adil.
"Untuk mewujudkannya, ADB akan terus memperkuat kerja sama dengan WHO, Bank Dunia, GAVI (Aliansi Vaksin dan Imunisasi Global, red) ahli vaksin, dan perusahaan farmasi," tambahnya.
Bagi Indonesia, ADB merupakan mitra pembangunan yang memberikan banyak dukungan baik pada saat Indonesia gencar melaksanakan reformasi maupun ketika mengalami bencana.
“Kami sangat menghargai dukungan kuat ADB untuk Indonesia selama bertahun-tahun dan kecepatan tanggapan ADB serta keterlibatannya yang erat dan aktif dengan pemerintah selama krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," ungkap Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.
Pada masa pandemi, ADB menyetujui fast track financing program senilai USD 1,5 miliar untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan masyarakat, mata pencaharian, dan perekonomian.
Selain itu, ADB juga memberikan dukungan melalui program Contingent Disaster Financing (CDF).
"Strategi kemitraan menempatkan ADB sebagai mitra utama dengan solusi inovatif untuk tantangan pembangunan yang kompleks,” pungkas Sri Mulyani.(mcr2/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rizki Sandi Saputra