Ikhtiar Danone Indonesia Dukung Kemandirian Ekonomi Pesantren

Jumat, 23 Agustus 2024 – 20:16 WIB
Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) bekerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor dan Danone Indonesia meluncurkan Program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.. Foto: Dok. Danone

jpnn.com, BOGOR - Danone Indonesia menggandeng Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) bekerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU)
Kabupaten Bogor meluncurkan Program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren serta menjangkau 26.000 santri.

Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Bogor, dengan dihadiri secara langsung oleh 60 perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya.

BACA JUGA: Strategi Danone untuk Keberlanjutan Bisnis di Indonesia

Selain dihadiri Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan SEP Ustaz Ahmad Tazakka Bonanza dan Ketua RMI Kabupaten Bogor KH Abdul Basyit Mahfuf, peluncuran SBP juga dihadiri Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bogor KH. Aim Zaimudin, dan Pengasuh PPTQ Al Kaukab KH Khoirul Huda Basyir.

Pesantren telah lama menjadi lembaga pendidikan berbasis agama yang berperan penting dalam membentuk sumber daya manusia.

BACA JUGA: Damping UMKM Awards 2024, Danone Indonesia Dorong Pertumbuhan-Inovasi Usaha Kecil

Namun, saat ini pesantren terus berkembang dan terus menambahkan potensi kelembagaan, salah satunya yang berkaitan dengan ekonomi dan kewirausahaan.

Program SBP diselenggarakan untuk membantu pesantren mengembangkan wawasan ekonomi mereka melalui pelatihan dan pemberdayaan yang melibatkan dan terfokus pada pengurus pesantren, para santri, serta masyarakat sekitar pesantren.

BACA JUGA: Keluar dari Golkar, Wanda Hamidah Singgung Kecurangan Pilpres, Oligarki, & Orde Baru

Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said mengapresiasi kehadiran SBP.

“Dari kurun waktu 2019 hingga 2024, jumlah pesantren naik dari 29 ribu menjadi 41 ribu pesantren atau meningkat hingga 11 ribu pesantren. Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Apa yang digagas hari ini adalah bagian dari ikhtiar yang sudah lama dilakukan oleh pondok pesantren. Oleh karenanya, kami mendukung penuh kemandirian pesantren dan kolaborasi Serikat Ekonomi Pesantren dan Danone Indonesia dalam menghadirkan Sekolah Bisnis Pesantren,” katanya.

Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menyampaikan Danone Indonesia sangat bangga dapat berkolaborasi dengan Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor dalam mewujudkan inisiatif ini.

"Kami berharap Program Sekolah Bisnis Pesantren dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren, sehingga mereka dapat lebih mandiri, sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren. Dukungan ini sejalan dengan komitmen Danone Impact Journey, yang menempatkan pengembangan SDM sebagai salah satu pilar utama dalam strategi keberlanjutan perusahaan,” kata dia.

Karyanto menuturkan kehadiran Program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.

"Program ini rencananya akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal. Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren," sambungnya.

Peluncuran Program SBP juga diiringi dengan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk memantik diskusi dan mengeksplorasi potensi kolaborasi antar-pesantren dan para mitra strategis dalam pengembangan program SBP.

Dalam FGD ini, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan inisiatif kemandirian yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, yang dapat diterapkan dalam program SBP.

"Kami percaya bahwa peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun pesantren yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. Danone Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan kemandirian pesantren melalui program-program pendampingan dan pelatihan kewirausahaan, serta mendorong kolaborasi dengan mitra strategis dalam mewujudkan visi bersama untuk kesejahteraan umat dan penguatan ekonomi pesantren di berbagai daerah di Indonesia,” kata Karyanto.

Sementara itu, Pengasuh PPTQ Al Kaukab KH Khoirul Huda Basyir menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran program ini.

“Program ini sejalan dengan visi dan misi pesantren Al Kaukab, karena sedari awal kami menggaungkan kemandirian dari sisi pengelolaan manajemen, sampai dengan penguatan ekonomi dan usaha-usahanya Terinspirasi dari guru-guru kami, bahwa pesantren memiliki tiga fungsi diantaranya, pertama sebagai pusat pendidikan, kedua sebagai pusat dakwah dan ketiga sebagai pemberdayaan masyarakat. Namun, untuk memberdayakan masyarakat maka, kita sebagai pesantren juga harus mandiri dan berdikari agar dapat mengajak saudara-saudara kita untuk mandiri,” kata dia.

Sedangkan Ketua RMI NU Kabupaten Bogor KH Abdul Basyit Mahfuf mengatakan antara fungsi dan tugas kewajiban pondok pesantren dulu dan saat ini sudah mengalami perubahan.

"Dulu pesantren turut membentuk kader-kader terbaik dalam bidang agama, bidang keilmuan dan bahkan sains. Namun, belakangan, zaman menuntut kita untuk terus bergerak di bidang ekonomi, maka kontribusi pesantren tidak dapat berpaling dari kegiatan ekonomi. Untuk itulah, kami semua berpikir bagaimana bisa turut membantu upaya rekan-rekan pesantren agar dapat mandiri dan memiliki kedigdayaan ekonomi. Salah satunya melalui Sekolah Bisnis Pesantren ini, untuk itu, terima kasih untuk Danone Indonesia, dan Serikat Ekonomi Pesantren karena telah menghadirkan program ini. Kerja sama ini merupakan kerja sama kedua kami dengan Danone Indonesia, dimana sebelumnya kami telah bekerja sama untuk menghadirkan sumur bor dan sanitasi MCK di sembilan pondok pesantren di Kabupaten Bogor,” sambungnya.

Sementara itu, Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren Ustaz Ahmad Tazakka Bonanza menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini.

"Kegiatan ini Insyaallah akan melibatkan kurang lebih 160 pesantren, jumlah santri yang akan terdampak dari program ini tidak kurang dari 26.000 santri di data kami, tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya. Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun,” ujarnya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berstatus PPPK, Guru di Tabanan Bali Jadikan Siswi SMP Objek Seksual


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler