Ikhtiar FKDB Mewujudkan Kampung Tangguh Nusantara

Jumat, 20 November 2020 – 03:01 WIB
FKDB saat panen bersama. Foto: dok FKDB

jpnn.com, JAKARTA - Dalam upaya menggerakkan perekonomian rakyat, Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) membentuk gerakan program Kampung Tangguh Nusantara.

Salah satunya terletak di Kelurahan Air Molek I, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

BACA JUGA: Ahmad Basarah: Kampung Tangguh Menjadi Contoh Implementasi Pancasila Saat Pandemi

Program itu digagas Ayep Zaki, Ketua FKDB. Tak hanya menelurkan gagasan saja, Aa Zaki--demikian dia karib disapa--juga bertindak sebagai pengatur dan donatur utama yang membiayai seluruh kebutuhan pada tahap awal pembangunan.

"Saya sudah berkomitmen untuk dapat menggerakkan perekonomian rakyat di berbagai wilayah di seluruh Indonesia, karena melalui perekonomian rakyat inilah kesejahteraan dan kemakmuran di Indonesia dapat terwujud," katanya.

BACA JUGA: Pabrik Tas di Boyolali Tiba-Tiba Gempar, Puluhan Karyawati Histeria, Ternyata..

Menurut Aa Zaki, ketika datang pertama kali ke Air Molek I, bukanlah tempat yang layak untuk membuka usaha. Ketika itu, Air Molek merupakan hutan belantara tanpa penghuni.

Ia pun memberangkatkan beberapa keluarga prasejahtera dari wilayah Sukabumi untuk diberdayakan di kampung tersebut.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Dukung Pemberdayaan Kampung Budikdamber ala Warga Rusun Pengadegan

Dengan semangat, Aa Zaki memimpin langsung seluruh aktivitas pembangunan dari mulai pembabatan hutan hingga mendirikan tempat penampungan.

Di lokasi barunya, para keluarga yang didatangkan dari Sukabumi dibina dengan berbagai macam program pemberdayaan, dari mulai keterampilan bertani, dan keterampilan wirausaha.

Kemudian keterampilan manajeman, keterampilan administrasi dan beberapa keterampilan lain yang menunjang kepada peningkatan kesejahteraan.

Dia meletakkan dasar-dasar kemakmuran yang menjadi akar pokok kesejahteraan rakyat Indonesia yaitu peningkatan produktivitas masyarakat, dengan fokus mengembangkan program pertanian holtikultura dan pertanian perkebunan yaitu sawit.

"Saya mengajak masyarakat di sana untuk membuka hutan dan menjadikan lahan pertanian. Awalnya memang tak mudah, tapi dengan keyakinan dan kesungguhan kami bisa meraih hasil," ujarnya.

Dijelaskan Aa Zaki, program ini menjadi bagian dari proyek pembangunan ekonomi di berbagai daerah sejak 2005.

Saat itu, program itu dinamakan Karibaja yang merupakan singkatan dari Kalimantan, Riau, Batam, dan Jawa.

Adapun program pembangunan ekonomi itu ditujukan bagi masyarakat yang secara ekonomi mendapat kesulitan akibat persaingan usaha di daerah tempat tinggal asalnya, yang mayoritas berasal dari Jawa Barat.

Mereka kemudian diberdayakan di tempat baru bersama masyarakat setempat dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Kini hutan seluas 21 hektare berubah menjadi Kampung Tangguh Nusantara dengan pertanian produktif yang terdiri dari 18 hektare menjadi kebun sawit dan sisanya pertanian holtikultura.

Rinciannya, 2 hektare ditanami sayuran, setengah hektare kebun pepaya, dan setengah hektare lagi merupakan tempat tinggal dan sarana umum penghuni.

Para penghuni saat ini sedang menikmati hasil panen timun, gambas, kacang panjang, sawi, selada, pepaya, dan sawit dari hasil garapannya.

Belum lama berselang, tepatnya Senin (16/11), FKDB menggelar panen raya on farm di Desa Talagajaya Kecamatan Pakisjaya Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Aa Zaki bersama Kasubdit Bhabinkambtibmas Korbinmas Baharkam Polri Kombes Nasrun Fahmi mewakili Kakorbinmas Baharkam Polri dan penasihat FKDB Widodo Siswo Hadi.

FKDB on farm merupakan tindaklanjut nota kesepahaman bersama antara FKDB dengan Polri dalam rangka ketahanan pangan.

"Saat ini, FKDB telah memiliki lahan pertanian dan palawija seluas 200 ha. Dari lahan tersebut saat ini yang sudah dikelola sebanyak 43 ha," tandasnya. (rdo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler