jpnn.com - IKLAN yang tersebar di Malaysia yang isinya membandingkan bahwa robot rumah tangga Robovac lebih baik dibanding tenaga kerja asal Indonesia membuat resah banyak pihak. Iklan bernada menghina tersebut muncul hanya beberapa hari sebelum Presiden Joko Widodo hendak melakukan lawatan ke Malaysia.
Terkait hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir berharap hal itu tidak memengaruhi agenda tersebut. ”Yang perlu ditekankan itu adalah gimmick perusahaan swasta, bukan keputusan pemerintah,” tuturnya.
BACA JUGA: Diminta Mundur Istana, BG Ogah
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid melihat peristiwa tersebut dalam perspektif lain.
”Kalau memang tak butuh TKI, ya silakan dipulangkan saja. Kalau melihat masyarakat Malaysia yang mempekerjakan TKI, ya silakan disanksi,” tegasnya. Nusron menuntut pemerintah Malaysia meminta maaf dan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan yang mengeluarkan iklan itu.
BACA JUGA: Ini Iklan Malaysia yang Dianggap Lecehkan TKI
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah. Menurut dia, Presiden Jokowi harus mengemukakan masalah tersebut pada saat lawatan. Sebab, hal itu secara tidak langsung membuktikan stigma TKI yang sangat rendah oleh masyarakat Malaysia. ”Indonesia harus marah dan protes soal isu ini,” ajaknya. (bil/ang)
BACA JUGA: Kalau Abraham Samad Tersangka, Ini Saran Buat Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Jokowi Ogah Gubris Permintaan Kepala Negara Lain
Redaktur : Tim Redaksi