jpnn.com, JAKARTA - Pakar Sosiologi Kota Prof Gumilar Rusliwa Somantri menyoroti pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur.
Dia menilai pemindahan IKN itu sebagai keputusan politik negara yang sangat visioner dan strategis.
BACA JUGA: Kepala BIN Sebut IKN Nusantara Sebagai Pembangkit Pertumbuhan Ekonomi Baru
“Secara sosiologis kebijakan ini berati menggeser titik berat pembangunan dari Jawa sentris ke Nusantara sentris,” ujar Prof Gumilar saat dihubungi, Selasa (15/2).
Gumilar menyebut saat ini Pulau Jawa sudah memiliki 156 juta penduduk dengan daya dukung ruang terbatas.
BACA JUGA: Gakkum KLHK Tangkap 7 Penambang Batu Bara Ilegal di IKN Nusantara
Sehingga, dengan adanya IKN Nusantara diharapkan bisa membuat pemerataan penduduk tercipta secara produktif.
“Kaltim sendiri penduduknya lima juta jiwa, padahal luas wilayahnya sama dengan Pulau Jawa ditambah Madura dan Bali. Dengan pindahnya IKN diharapkan pemerataan penduduk terjadi secara alamiah,” terang dia.
BACA JUGA: Jokowi Mania: Penolak IKN Nusantara Belum Move On dari 2019
Gumilar menyebut rencana pemindahan IKN sudah sering diwacanakan sejak 1960 hingga era reformasi. Namun hal itu baru ditindaklanjuti dengan Undang-Undang (UU) di masa sekarang.
“Proses pembuatan UU IKN pun sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bahkan telah melalui pembahasan dan masukan para akademisi, serta perdebatan di DPR,” jelasnya.
Sosiolog UI tersebut menambahkan IKN Nusantara nantinya akan jadi kota percontohan nasional karena merupakan forest city pertama di dunia.
“Karena di dalam kota pada masa mendatang melingkupi areal 250 ribu hektare akan terdapat hutan lindung sekitar 65 hektare,” tuturnya. (cuy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan