Ilmuwan Amerika Sebut Kultur Masyarakat Tiongkok Faktor Krusial dalam Penanganan COVID-19

Minggu, 11 Oktober 2020 – 20:18 WIB
Pria berusia 67 tahun dan istrinya yang sebelumnya dinyatakan terinfeksi virus corona meninggalkan rumah sakit di Wuhan, Tiongkok, Jumat (1/2/2020). Foto: ANTARA/HO-ChinaDaily/mii

jpnn.com, MINNESOTA - Ilmuwan Amerika Serikat menilai Tiongkok telah berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 berkat respons yang cepat dan kultur negara tersebut. Sistem respons epidemi yang terpusat menjadi faktor utama bagi Tiongkok untuk menangani penyakit tersebut.

"Kecepatan respons Tiongkok adalah faktor krusial," kata Gregory Poland, Direktur Grup Riset Vaksin Mayo Clinic di Rochester, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Provinsi Hainan Jadi Surga Belanja Baru di Tiongkok

"Mereka bergerak sangat cepat untuk menghentikan penularan. Negara-negara lain, meskipun punya waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri menghadapi kedatangan virus tersebut, menunda respons mereka dan itu berarti kehilangan kendali," tutur Poland.

Mulai dari karantina wilayah (lockdown) ketat dan pembatasan luar ruangan hingga tes berskala besar di kota-kota besar di seluruh negeri, artikel itu menganalisis langkah-langkah Tiongkok untuk melawan COVID-19.

BACA JUGA: Selain Menguntungkan Pengusaha Tiongkok, UU Cipta Kerja Juga Mengembalikan Indonesia ke Zaman Orba

"Tiongkok telah berhasil melakukan uji SARS-CoV-2 terhadap 9 juta orang di Wuhan" dalam hitungan pekan, katanya, seraya menambahkan, "Itu membentuk sistem pelacakan kontak nasional yang efektif."

Faktor-faktor yang mendorong keefektifan respons Tiongkok, termasuk di antaranya kemampuan memproduksi alat pelindung diri (APD), pembangunan jaringan rumah sakit Fangcang yang efektif, tindakan kesehatan masyarakat, terutama penggunaan masker, koordinasi antara sektor-sektor pemerintahan, dan kepatuhan warga terhadap peraturan.

BACA JUGA: Politikus PKS Nilai UU Cipta Kerja Menguntungkan Pengusaha Tiongkok

"Komitmen untuk kebaikan bersama tertanam dalam kulturnya," kata Poland, seraya menambahkan bahwa warga Tiongkok menerima pandangan bahwa pengendalian penyakit merupakan masalah ilmu pengetahuan.

Respons Tiongkok terhadap pandemi COVID-19 dapat digeneralisasikan, kata artikel tersebut.

Sejauh ini, total kasus COVID-19 global telah menembus angka 37 juta dengan lebih dari 1 juta kematian, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins.

Hingga Jumat (9/10), sebanyak 85.536 kasus COVID-19 dilaporkan di Tiongkok Daratan, menurut Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dalam pengarahan hariannya pada Sabtu (10/10). (xinhua/ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler