Imbas Gejolak Rupiah dan Aturan Ganjil Genap ke Pasar Mobkas

Sabtu, 22 Desember 2018 – 10:58 WIB
Ilustrasi mobil bekas. FOTO: SYAMSUDIN/RADAR SAMPIT/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Banyak yang menyebutkan kenaikan nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah dan peraturan ganjil genap mampu berdampak positif ke pasar mobil bekas (mobkas), namun ternyata tidak sepenuhnya benar.

Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan mengakui, kedua kondisi tersebut tidak memberi dampak signifikan pada keputusan masyarakat untuk beralih membeli mobil bekas (mobkas) daripada mobil baru.

BACA JUGA: Penjualan Mobil88 Tumbuh, Mobkas Rp 100 Jutaan Masih Populer

"Gejolak kenaikan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah tahun ini agak unik. Jika tahun-tahun sebelumnya saat nilai tukar Dolar ke Rupiah tinggi, itu logikanya sederhana kan, harga mobil baru bakal ikut naik karena kita tahu kandungan komponen mobil itu masih banyak yang impor sehingga membebani biaya produksi. Sehingga mendorong masyarakat memilih harga mobil yang lebih murah salah satunya mobkas," papar Halomoan kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tahun ini, kondisi itu berbeda. Halomoan melanjutkan, yang terjadi malah harga mobil baru tidak ada yang naik hanya sebagian. Malah masih ada perang diskon terutama di segmen-segmen yang banyak peminat.

BACA JUGA: Polda Metro Jaya Sepakat Sistem Ganjil Genap Diperpanjang

"Jadi akhirnya gejolak Dolar terhadap Rupiah tidak berpengaruh signifikan terutama penjualan mobkas Mobil88," kata dia.

Kemudian, soal aturan ganjil genap yang juga diprediksi mendorong masyarakat untuk membeli mobil tambahan dan biasanya jatuh ke pilihan mobil murah tak terkecuali mobil bekas, juga dibantah bos korporasi jual beli mobil bekas milik Astra tersebut.

BACA JUGA: Mobil Cina dan Upaya Mobil88 Bersaing di Pasar Mobil Bekas

"Kalau saya urai, penjualan mobkas itu kan 60 persennya kredit. Nah, biasanya mereka tukar mobil mereka itu pas kredit habis. Dengan kondisi ganjil-genap itu mereka tidak lantas langsung bisa ganti atau menambah mobil," jelas Halomoan.

Pasalnya, lanjut Halomoan, salah satu kesulitan mereka ketika ingin menambah mobil lagi karena mereka masih dalam periode cicilan.

"Soalnya, approval kredit agak susah ketika mereka masih ada cicilan yang berjalan. Jadi ini yang menjadi faktornya," tegas halomoan.

Artinya, Tahun ini menurut Halomoan, Mobil88 tak mendapat keuntungan dari fenomena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS serta aturan ganjil genap.

"tiapi tidak lantas membuat bisnis mobil bekas juga jadi berat. Mobil88 sendiri beruntung bisa membukukan pertumbuhan 5 persen lebih baik dari capaian tahun lalu. jadi 21 ribu unit hingga awal Desember 2018," pungkas Halomoan. (mg8/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beli Mobil Bekas Dapat Diskon Sampai Rp 10 Juta, Ini Caranya


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler