Impor Bahan Baku Bertambah, Hatta Radjasa Gundah

Senin, 06 September 2010 – 00:44 WIB

JAKARTA - Lonjakan impor memicu kegundahan pemerintahLangkah strategis akan segera diambil untuk mengerem lonjakan impor

BACA JUGA: Daging Ayam Naik, Daging Impor Beredar

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kebijakan yang akan didorong oleh pemerintah adalah mencari substitusi atau pengganti untuk bahan baku industri yang selama ini masih diimpor.

 "(Kebijakan) ini harus dipersiapkan
Roadmapnya di (Kementerian) Perindustrian, saya akan

BACA JUGA: Tiket Pesawat Medan-Jakarta Rp2 Juta

tagih itu," ujarnya di Kantor Menko Perekonomian akhir pekan lalu
Menurut Hatta, lonjakan impor bahan baku/penolong sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena impor tersebut akan punya nilai tambah setelah diproduksi

BACA JUGA: Target Ekspor Naik Jadi 18 Persen

Namun, akan lebih baik lagi jika bahan baku tersebut bisa disubstitusi dengan produk buatan dalam negeri.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor bahan baku/penolong pada Juli 2010 mencapai USD 8,85 miliar, naik dibandingkan impor periode Juni yang sebesar USD 8,74 miliarSecara kumulatif, sepanjang Januari-Juli 2010, impor bahan baku/penolong mencapai USD 55,08 miliar, melonjak 53,8 persen dibandingkan periode sama 2009 yang sebesar USD 35,80 miliarImpor bahan baku/penolong tersebut mencapai 72,9 persen dari total impor yang mencapai USD 75,55 miliar.

Hatta mengatakan, yang pertama harus dilakukan adalah memetakan bahan baku/penolong yang bisa disubstitusi oleh produk buatan dalam negeri"Nanti dipilah-pilah dulu, mana yang betul-betul kita siap, mana yang tidak," terangnya.

Namun, Hatta menyebut, salah satu bahan baku/penolong yang mestinya bisa disubstitusi oleh buatan dalam negeri adalah produk-produk petrochemical ituSebab, lanjut dia, Indonesia sudah saatnya membangun sendiri industri untuk memproduksi bahan baku petrochemical"Misalnya, masak saat ini kita masih mengimpor naftaItu harusnya bisa diproduksi di dalam negeri," katanya.

Misalnya, kata Hatta, perusahaan produsen petrochemical Chandra Asri masih mengimpor 100 persen bahan bakunyaMeski sebagian hasil produksinya juga diekspor, namun harus tetap diupayakan agar bisa diproduksi di dalam negeri"Sebab, sebenarnya bahan baku itu bisa diproses dalam negeri juga," ucapnya.

Karena itulah, menurut Hatta, industri petrochemical harus dikembangkanUntuk itu, dalam roadmap pemerintah, cluster industri untuk produk-produk petrochemical akan dibangun di Kalimantan Timur yang merupakan daerah penghasil migas"Selain petrochemical, Kalimantan Timur juga akan jadi basis industri oleochemical," sebutnya(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayam Malaysia Leluasa Lewati Perbatasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler