JAKARTA - Defisit neraca perdagangan senilai USD 128,7 juta yang terjadi pada Juli lalu menjadi koreksi tersendiri bagi kinerja ekspor RIAgar itu tidak terulang, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menaikkan target pertumbuhan ekspor nonmigas pada 2010 dari 10-11 persen menjadi 16-18 persen.
"Pertumbuhan 16 persen atau senilai USD 113 miliar adalah target pesimistis
BACA JUGA: Ayam Malaysia Leluasa Lewati Perbatasan
Sedangkan pertumbuhan ekspor 18 persen atau senilai USD 115 miliar adalah target optimistis," tegas Mari di kantornya kemarin.Tidak hanya melampaui pencapaian 2009 yang senilai USD 97,5 miliar, target tersebut juga melebihi pencapaian 2008 yang 10 persen lebih besar daripada 2009 serta merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah ekspor Indonesia.
"Pertumbuhan 16 sampai 18 persen juga jauh lebih tinggi daripada target RPJM (rencana pembangunan jangka menengah) pemerintah di 2010 yang hanya 10 sampai 11 persen atau senilai USD 107,25 miliar hingga USD 108,2 miliar," ujarnya.
Menurut Mari, target tersebut sangat mungkin tercapai jika mengacu pada pertumbuhan ekspor per bulan yang rata-rata mencapai 23 persen pada semester I
BACA JUGA: Stok BBM Ditambah 25 Persen
"Anggap saja semester II akan ada perlambatan, maka kita lakukan adjustment 18 persenTerkait defisit neraca perdagangan Juli 2010, Mari menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa
BACA JUGA: Kenaikan Elpiji 3 Kg Bisa sebelum Lebaran
Sebab, bulan sebelumnya selalu surplusDia yakin bahwa penyebab defisit bulan lalu adalah tingginya impor migas"Defisit Juli itu disebabkan ekspor-impor migasNonmigas tetap positif," katanya.Pertumbuhan ekspor nonmigas sepanjang Januari-Juli 2010 mencapai 37 persen dengan nilai ekspor USD 70 miliarSementara itu, pertumbuhan ekspor selama 12 bulan berjalan mencapai 22,4 persen(gen/c10/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Rate Tertambat di 6,5 Persen
Redaktur : Tim Redaksi