Impor LNG Tak Masuk Akal

Selasa, 23 September 2008 – 16:23 WIB
JAKARTA-Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi P Santoso mengakui mengenai kemungkinan impor LNG, harga impornya bisa jadi tidak masuk akalMeskipun harga LNG impor lebih murah, tetapi biaya transportasinya akan sangat mahal.
"Kalau impor nggak masuk akal harganya

BACA JUGA: Jaksa Puas, Abdillah Divonis 5 Tahun

Terutama biaya transportasinya, akan sangat mahal
Jadi harus dari domestik," katanya ketika dikonfirmasi.
Hingga saat ini belum ada kepastian pasokan penuh untuk terminal penerima LNG yang akan dibangun di Cilegon, Jawa Barat

BACA JUGA: Kapolri Segera Tentukan Nasib Kapolresta Pasuruan

Dari total kapasitasnya sebesar 3 juta ton, baru 1,5 juta ton yang pasti pasokan untuk terminal penerima LNG ini.
Menurut dia, PGN sebagai pemimpin konsorsium pembangunan terminal penerima LNG ini berharap, segera mendapat kepastian sisa pasokan LNG sebesar 1,5 juta ton
Karena jika tidak segera mendapat kepastian, maka proyek pembangunannya tidak bisa dimulai

BACA JUGA: Lebaran, SBY Open House Dua Hari

Akibatnya, LNG dari Total Indonesie di Kaltim yang sudah siap untuk dipasok kesana pada 2011-2012 tidak bisa terserap"Kalau tidak terserap, ya mereka ekspor," kata Hendi.

Jika LNG dari Total Indonesie diekspor, maka terminal penerima yang digarap konsorsium ini kembali terlunta-lunta karena kehilangan pasokannya lagi.
Proses konstruksi terminal penerima LNG ini memakan waktu sekitar 3 sampai 4 tahunRencananya akan mulai dibangun pada awal 2009, dan akan menyerap LNG dari Total Indonesie Kaltim pada tahun 2011 sampai 2012.

Hendi menambahkan, terminal ini baru mencapai keekonomiannya jika dibangun dengan kapasitas 3 juta tonKarena jika dipaksa dibangun pada kapasitas 1,5 juta ton, selisih modalnya hanya 10% lebih rendah dibanding dengan membangun kapasitas 3 juta ton.

Selain itu harga produknya akan jauh lebih mahal jika terminal dibangun dengan kapasitas 1,5 juta ton sehingga bisa tidak terserap konsumen.
"Untuk bangun 1,5 juta ton dan 3 juta ton, biayanya hanya beda 10%Kalau dipaksa 1,5 juta ton, outputnya mahal sekaliHarga di pelanggan juga jadi tinggi," katanya(wid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Bantah Bungkam Aktivis Prodemokrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler