InaSH Sebut Hipertensi Menjadi Masalah Kesehatan Global, Ini Alasannya

Rabu, 18 Mei 2022 – 06:03 WIB
Wakil Ketua InaSH Eka Harmeiwaty menyebut hipertensi sebagai masalah kesehatan global. Ilustrasi Tekanan Darah Tinggi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Eka Harmeiwaty menyebut hipertensi sebagai masalah kesehatan global.

Survei yang dilakukan InaSH bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2018 menunjukkan dari 68.846 orang dengan usia rata-rata 45 tahun, 27.331 atau 30,8 persen di antaranya menderita hipertensi.

BACA JUGA: Soal Vaksin Halal, Wapres Maaruf Diminta Turun Tangan

"Angka ini lebih rendah dari survei tahun 2017, yaitu 34,5 persen," kata Eka, Selasa (17/5).

Dia mengungkapkan hal tersebut disebabkan oleh 18,6 persen partisipan yang berusia 18 hingga 29 tahun pada survei 2018.

BACA JUGA: BRIN Menganalisis Molekuler & Diversitas Genetik Penyebab Hepatitis Akut, Hasilnya?

Kemudian, dari para penderita hipertensi itu, ganya 13.018 orang atau 47,6 persen di antaranya yang menyadari adanya hipertensi dan hanya 47,4 persen yang mengonsumsi obat.

Survei tersebut juga menunjukkan target pengobatan tidak tercapai pada 10.106 pasien atau 78 persen.

BACA JUGA: Kabar Terkini dari Kemenkes soal Hepatitis Akut

"Dengan kondisi di Indonesia seperti ini, tidak heran bila insiden penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal masih tinggi," lanjut Eka.

Menurut dia, hipertensi bisa dicegah meski faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi.

Namun, faktor risiko lainnya bisa dihindari dengan menjalani pola hidup sehat sejak usia dini melalui edukasi di sekolah.

Upaya itu dinilai lebih mudah dibanding menyarankan perubahan gaya hidup bagi orang dewasa.

"Orang tua dan guru mempunyai peranan penting dalam menanamkan pola hidup sehat pada anak-anak yang akan terus diingat dalam memorinya hingga mereka dewasa," ucap Eka.

Bertambahnya usia, kata dia, meningkatkan risiko hipertensi. Risiko tekanan darah tinggi akan meningkat tajam pada usia 45 tahun.

Untuk itu, pemeriksaan tekanan darah disarankan mulai dilakukan sejak berusia 18 tahun, terutama orang yang mempunyai riwayat keluarga dengah hipertensi atau penyakit kardiovaskular.

"Pasien diabetes berisiko mengalami hipertensi sehingga harus dilakukan pemeriksaan darah berkala untuk mendeteksi adanya hipertensi," tandas Eka. (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Manfaat Teh Jahe, Nomor 1 Bunda Pasti Suka


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler