Indobarometer: Jokowi-JK Unggul 13,4 Persen dari Prabowo-Hatta

Selasa, 17 Juni 2014 – 16:32 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memaparkan hasil survei terbarunya terhadap dua pasangan calon presiden di Jakarta Selatan, Selasa (17/6). Foto: M Fathra/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, masih unggul dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Setidaknya itulah hasil survei yang dilakukan oleh Indobarometer bertajuk "Aspirasi Publik tentang Capres, Cawapres dan Tiga Skenario 9 Juli 2014",  yang dirilis di Jakarta Selatan, Selasa (17/6).

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menjelaskan, jika pemilu presiden digelar sekarang maka yang unggul adalah Jokowi-JK dengan 49,9 persen. Sedangkan Prabowo-Hatta hanya 36,5 persen.

BACA JUGA: Dibanding PDIP, Pemilih Gerindra Lebih Solid Dukung Capresnya

"Head to head pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-JK sebesar 49,9 persen lebih unggul dibandingkan Prabowo-Hatta 36,5 persen," kata Qodari.

Ia menambahkan, selisih suara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta adalah 13,4 persen. Kendati demikian, suara yang belum memutuskan untuk memilih sebanyak 13,5 persen.

BACA JUGA: Kapolri Janji tak Tebang Pilih Usut Tabloid Obor

Survei digelar pada 28 Mei hingga 4 Juni 2014 di 33 Provinsi di Indonesia. Sebanyak 1.200 responden dilibatkan. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error kurang lebih 3,0 persen, pada pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Selain itu, dalam survei ini juga "diadu" antara Jokowi versus Prabowo dan JK versus Hatta. Hasilnya, 49,1 persen responden memilih Jokowi. Sedangkan Prabowo hanya dipilih 36,9 persen. Sedangkan JK dipilih 47,4 persen, sedangkan Hatta hanya 33,3 persen.

BACA JUGA: Gagasan Ekonomi Prabowo Bertumpu pada Rakyat

Menurut Qodari, dari hasil ini pasangan Prabowo-Hatta masih harus bekerja ekstra keras di masa kampanye 4 Juni hingga 5 Juli 2014.

"Artinya dalam waktu satu bulan tersisa, pasangan Prabowo-Hatta harus mendapatkan kenaikan sekitar 15 persen suara agar dapat menang dalam pilpres," kata Qodari.

Lebih jauh Qodari menjelaskan, ada lima alasan peta kekuatan capres dan cawapres belum berubah. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun 1978, Jokowi Jadi PKL di Solo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler