Indonesia Berpotensi Menjadi Produsen Kendaraan Listrik Global

Sabtu, 22 Oktober 2022 – 19:09 WIB
Ilustrasi kendaraan listrik. Foto : Dedi Sofian

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia memiliki potensi sebagai produsen kendaraan listrik untuk pasar global, terutama pembuatan baterai.

Hal itu, menurut Presiden Direktur PT Citra Lampia Mandiri Helmut Hermawan berkat cadangan nikel di Indonesia terbesar di dunia.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Siapkan Pelatihan Kendaraan Listrik untuk Tenaga Pendidik

"Saya berharap hilirisasi industri nikel jadi keniscayaan yang harus menjadi prioritas utama," ujar Helmut dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Dia menyebutkan ada banyak daerah di Indonesia yang punya deposit nikel cukup besar, di antaranya Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

BACA JUGA: Pemkab Tangerang Siapkan Anggaran Pengadaan Mobil Listrik

Beberapa daerah lain yang juga ditambang nikelnya, yaitu Morowali (Sulawesi Tengah), Konawe dan Kolaka (Sulawesi Tenggara), Halmahera Timur (Maluku Utara), dan Pulau Gag (Papua Barat).

"Sebagai perusahaan petambang nikel, kami menambang nikel di kecamatan Malili, Luwu Timur, Sulsel. Alhamdulillah, hasilnya dari waktu ke waktu terus meningkat."

BACA JUGA: Task Force Energy ESC-B20 Dukung Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik

"Pada awal operasi, produksi sekitar 20.000 ton per bulan. Kini sudah lebih dari 200.000 ton per bulan," imbuh Helmut.

Dia menambahkan dalam waktu dekat, Citra Lampia juga akan masuk ke hilirisasi nikel.

Hal itu bisa jadi bagian dari upaya menyukseskan program pemerintah memproduksi mobil listrik.

"Pabrik smelter itu juga untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar pabrik, termasuk mendorong tumbuhnya kontraktor lokal. Dengan begitu masyarakat  bisa mengambil manfaat secara maksimal dari keberadaan Citra Lampia," ungkap Helmut.

Nikel memang nyaris tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Selain untuk kebutuhan baterai mobil listrik, nikel juga dipakai industri otomotif secara umum.

Banyak komponen kendaraan yang membutuhkan nikel.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia sukses menjalankan hilirisasi nikel.

Langkah itu menghasilkan nilai tambah yang signifikan. Pendapatan negara dari ekspor nikel melonjak hingga 2.300 persen.

Pada 2019, nilai ekspor biji nikel Rp 15 triliun. Angkanya melesat jadi Rp 360 triliun pada tahun silam.

Dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, Indonesia dinilai bisa menjadi 'raja baterai listrik di dunia'.

Tentu saja, hal ini bisa diwujudkan saat industri nikel bisa dimanfaatkan dari hulu sampai ke hilir. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Gandeng Swasta Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler