Indonesia Butuh 3 Hal ini dari Luar Negeri Hadapi COVID-19, Bukan Dokter

Senin, 19 Juli 2021 – 21:05 WIB
Ilustrasi - Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada pedagang Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (17/2). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh Adib Khumaidi menyebut tiga hal yang paling dibutuhkan Indonesia saat ini menghadapi COVID-19.

Menurutnya, Indonesia belum membutuhkan dokter dari luar negeri, karena sumber daya di dalam negeri masih memungkinkan.

BACA JUGA: Guru Besar UI Bicara Soal Vaksin COVID-19 Dosis Ketiga, Begini

"Belum butuh dokter dari luar negeri, kita masih mampu," ujar Adib Khumaidi dalam diskusi media via daring yang digelar PB IDI, dikutip Senin (19/7).

Menurut Adib, hal yang diperlukan saat ini yakni pola pemberdayaan para dokter, termasuk memetakan di mana saja mereka dan kompetensi apa yang dibutuhkan.

BACA JUGA: Pesan Penting Bagi Orang tua yang Anaknya Terpapar COVID-19

Dia berharap sumber daya manusia yang tersedia akan terus mampu mencukupi kebutuhan dalam pelayanan kesehatan.

Ketimbang mendatangkan dokter dari luar, kata Adib, Indonesia lebih membutuhkan obat-obatan, alat kesehatan dan oksigen yang pasokannya bisa dipenuhi dari luar negeri.

BACA JUGA: Hmm.., Jadi ini Penyebab Temuan Kasus COVID-19 Terus Naik?

"Yang dibutuhkan sekarang obat, alat kesehatan, oksigen. Tiga hal itu yang saya kira perlu ada support dari luar, tetapi kalau terkait SDM sampai saat ini mudah-mudahan masih mampu," katanya.

Adib mencatat adanya kenaikan kasus aktif seperti dalam waktu sebulan terakhir dari semula 6 persen pada Juni, menjadi 18 persen di Juli.

Hal ini menunjukkan pertambahan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat maupun isolasi mandiri.

Menurut dia, kenaikan kasus aktif ini menunjukkan beban tenaga kesehatan dan layanan yang semakin berat. Bila angka terus naik, sistem kesehatan bisa kolaps.

"Parameternya sudah jelas, pada saat penumpukan pasien di UGD, penambahan kapasitas sampai membuka tenda di rumah sakit, maka kondisinya saat ini dengan keterbatasan fasilitas tempat tidur, kemudian (pasokan) oksigen yang kurang, kebutuhan obat dan alat kesehatan."

"Kondisi ini yang saya kira functional colapsnya sudah terjadi, tetapi kita tidak bisa menyatakan secara general. Kalau mau bicara general harus punya mapping," katanya.

Adib mengatakan, pemerintah daerah sebaiknya aktif melakukan pemetaan fasilitas kesehatan baik itu dari sisi supply dan demand, kemampuan melayani pasien hingga kebutuhan sumber daya dokter.(Antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler