jpnn.com - JAKARTA - Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS) , Jeffrie Geovanie menyesalkan sikap pemerintah menyikapi polemik Miss World 2013. Menurutnya, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lemah sehingga kontes kecantikan sejagat itu hanya digelar di Bali saja.
"Sangat disesalkan karena menunjukkan betapa lemahnya pemerintah terhadap tekanan-tekanan dari pihak yang kontra pada acara Miss World," kata Jeffrie saat dihubungi wartawan, Jumat (20/9).
BACA JUGA: KPK Dorong BPK Serahkan Audit Pelaksanaan UN
Menurut Jeffrie, seharusnya pemerintah belajar dari Gubernur Jakarta, Joko Widodo yang tetap kokoh mempertahankan lurah yang ditolak hanya karena agamanya bukan agama mayoritas. Kata dia, meskipun keputusan mengangkat lurah ditentang oleh masyarakat, namun pria yang akrab disapa Jokowi itu tetapa kepada kebijakannya.
"Harus katakan sudah cukup bagi penguasa saat ini, sampai 2014 saja. Tentu tetap pantas diucapkan terima kasih atas kepemimpinannya, namun selanjutnya setelah 2014 kita butuh ketegasan kepemimpinan model kepemimpinan Jokowi di Jakarta," ucapnya.
BACA JUGA: Demi Konvensi, Gita Siap Lepas Jabatan Menteri
Penyesalan yang sama juga disampaikan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq. Dia mengatakan cara pemerintah menghadapi polemik penyelenggaraan Miss World mencerminkan tidak ada tanggung jawab terhadap keputusannya sendiri.
Fajar mengatakan, pemerintah sebelumnya telah jauh-jauh hari memberikan izin kegiatan Miss World di Jakarta dan Sentul, Bogor. Namun, ketidaksiapan kepolisian untuk memberikan jaminan keamanan di luar Bali menyebabkan Miss World digelar di satu tempat saja. " Ini merendahkan wibawa aparat negara," tegasnya.
BACA JUGA: Polri Diyakini Tak Mampu Atasi Pencurian Benda Sejarah
Kasus ini kata Fajar menambah bukti bahwa memang pemerintah selalu gagal keluar dari bayang-bayang tekanan ideologis atas nama mayoritas.
"Kita sangat berharap pemerintah mendatang tidak takut lagi menegakkan wibawa meski harus berseberangan dengan desakan dari kelompok-kelompok tertentu," pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diperiksa KPK, Djoko Pekik Dicecar Pengadaan Hambalang
Redaktur : Tim Redaksi