Polri Diyakini Tak Mampu Atasi Pencurian Benda Sejarah

Jumat, 20 September 2013 – 21:07 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Polisi tidak akan mampu mengungkap berbagai kasus pencurian benda-benda sejarah yang sudah berlangsung semenjak tahun 1960-an. Satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah membangun sistem pengamanan benda-benda sejarah dan menata-ulang standarisasi pengamanan di seluruh museum di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Ketua Forum Penyelamatan Aset dan Harta Negara, Didied Mahaswara dalam acara DPD RI Menyapa bertema "Pencurian Benda Purbakala, Kriminalitas yang Diabaikan," di gedung DPD, Senayan Jakarta, Jumat (20/9).

BACA JUGA: Diperiksa KPK, Djoko Pekik Dicecar Pengadaan Hambalang

"Berharap kepada polisi? Tidak mungkinlah. Teroris saja tidak bisa mereka atasi. Apalagi pencurian benda-benda budaya yang dilakukan oleh satu sindikat internasional. Tidak mungkin bisalah," tegas Didied Mahaswara.

Kasus hilangnya kepala patung Budha di Candi Borobudur tahun 1980-an misalnya. Menurut Didied Mahaswara hingga kini tidak jelas masalahnya. "Itu memang sangat ironis sekali karena semua benda-benda sejarah yang dicuri dibawa ke luar negeri melalui Singapore menuju Eropa Utara," tegasnya.

BACA JUGA: Malu, Jaksa Penilep Handphone Minta Dimutasi

Selain itu dia juga mengaku mengalami kesulitan besar untuk menghitung berapa sesungguhnya benda-benda bersejarah itu yang hilang. "Susah untuk dihitung karena sudah berlangsung sejak tahun 1960-an. Yang dipajang sekarang itu umumnya duplikat benda-benda sejarah. Jadi sangat parah sekali," ujarnya.(fas/jpnn)

BACA JUGA: Tuding Pemerintah Sepelekan Benda Bersejarah

BACA ARTIKEL LAINNYA... Djoko Susilo Jalani Fisioterapi di RSCM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler