jpnn.com, JAKARTA - Untuk memperkuat kerja sama ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerja sama dengan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok menyelenggarakan “Indonesia-China Science, Technology and Innovation Cooperation Forum”. Forum ini juga merupakan program kerja sama bilateral Indonesia Tiongkok yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kantor Vice PM PR China.
Menristekdikti Mohamad Nasir dalam sambutannya mengatakan, pengelolaan Sumber Daya Manusia, terutama program-program pendidikan bagi generasi muda di dunia yang strategis dan tepat sangatlah dibutuhkan. Program tersebut juga harus diarahkan agar penguasaan IPTEKIN dari suatu negara berkontribusi nyata dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan kesejahteraan masyarakatnya.
BACA JUGA: Dana APBN Minim, Menristekdikti Minta RS PTN Gandeng Swasta
“Dengan memperkuat kolaborasi dalam bidang Iptekin dan Dikti antara Indonesia dan Tiongkok, kedua negara bisa menjadi pionir dalam pengembangan iptek serta inovasi dunia,” kata Nasir di Jakarta, Senin (27/11).
Sebanyak 150 peserta hadir dalam kegiatan strategis ini dengan rincian sekitar 60 delegasi Tiongkok dan selebihnya delegasi Indonesia yang berasal dari LPNK, Perguruan Tinggi maupun pemerhati Iptekin lainnya.
BACA JUGA: Undip Ciptakan Mesin Generator Ozon, Ini Manfaatnya
Nasir berharap dalam Forum Kerja sama IPTEKIN Indonesia Tiongkok hari ini akan terjadi pertukaran pandangan, diskusi insentif, rencana kolaborasi inovatif dan efektif untuk lebih mengefektifikan kerjasama ke depan dalam berbagai bidang seperti Bioteknologi, Sains Tekno Park (STP), Teknologi Transfer, pengusaan teknologi nuklir untuk maksud damai dalam bidang energi (HTGR – High Teknologi Gas Cooled Reactor), Talented Young Scientist Program, ICT Talents Fostering Programs, Agricultural Sciences.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono yang bertindak mewakili Menteri Koordinator PMK mengatakan akses pendidikan dasar dan pendidikan tinggi generasi muda Indonesia harus dibuka secara luas dan dilaksanakan dengan baik.
BACA JUGA: 29 PTN Bersepakat Jaga Pancasila dan NKRI
“Tidak bisa dipungkiri bahwa meningkatkan akses pendidikan dianggap sebagai langkah penting sebelum bisa menguasai sains, teknologi dan menghasilkan inovasi,” ungkapnya.
Karenanya penekanan akan pentingnya Science, Technology and Innovation (STI) harus dilakukan sejak usia dini, sampai mereka betul-betul memahami pentingnya STI dan memutuskan untuk menjadi ilmuwan penting di masa depan.
“STI perlu dikenalkan sedini mungkin untuk merangsang keingintahuan, kreativitas, dan kepekaan akan tantangan global,” tandas Agus.
Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Liu Yandong mengaku senang melihat perkembangan kerja sama di bidang Iptek dan Inovasi berkembang secara cepat. Ia mengatakan Tiongkok dan Indonesia telah melakukan serangkaian proyek kerja sama di bidang Iptek dan Inovasi meliputi pertanian, biologi, informasi, elektronika, lingkungan, energi, obat tradisional Tiongkok dan pencegahan penyakit.
Kedua pihak telah menandatangani tujuh kesepakatan kerja sama di bidang Iptek dan membangun dua laboratorium gabungan tingkat nasional dan satu pusat transfer teknologi.
“Hasil tersebut bukan saja mendorong perkembangan inovasi kedua pihak, tetapi juga memberi dampak positif dan memberikan contoh dalam kerjasama inovasi dan iptek antara Tiongkok dengan ASEAN maupun dengan negara lain,” tutur Liu.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Profesor Top Kelas Dunia, Datanglah...
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad