Indonesia Darurat Narkoba, Dorong Pecandu Melapor Direhabilitasi

Senin, 27 April 2015 – 11:51 WIB
Diseminasi informasi Indonesia Darurat Narkoba melalui Pergelaran Seni Budaya kerja sama BNN dengan Kementerian Pariwisata yang diadakan di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur (26/4). Kerja sama tersebut mempersembahkan Pergelaran Seni Budaya Wayang Kampung Sebelah. Foto for JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Tingkat penggunaan dan peredaran narkoba di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Makanya, Indonesia sudah dinyatakan Darurat Narkoba. 

Darurat Narkoba ini bukan hanya sekedar jargon semata, tetapi merupakan bentuk komitmen bersama untuk menyelamatkan pengguna narkoba yang saat ini masih bersembunyi. Komitmen perang mealan narkoba harus didorong mulai dari keluarga. 

BACA JUGA: Digarap Bareskrim, Denny Irit Bicara, Ditahan Hari Ini Nggak yaa?

Salah satu bentuknya adalah melaporkan diri secara sukarela kepada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) agar memperoleh perawatan atau rehabilitasi. Aksi ini tentu diharapkan dapat menyongsong masa depan yang lebih baik dan tidak kambuh kembali.

Bentuk komitmen ini terungkap pada diseminasi informasi Indonesia Darurat Narkoba melalui Pergelaran Seni Budaya kerja sama BNN dengan Kementerian Pariwisata yang diadakan di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur (26/4). Kerja sama tersebut mempersembahkan Pergelaran Seni Budaya “Wayang Kampung Sebelah”.

BACA JUGA: Satu Lolos, Sembilan Lanjut Terus

Persembahan Tari Saphin oleh Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ)  mengawali Pergelaran Wayang Kampung Sebelah (WKS) yang dipimpin oleh Dalang Ki DJlitheng Suparman. Dalam penampilannya kali ini berkolaborasi dengan Cak Ribut dan Joko Dewo mengangkat cerita “Narkoba Membawa Derita”. 

Penampilan ini melontarkan komentar yang berisi pesan-pesan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan menimpali dialog maupun ungkapan-ungkapan dalang dalam setiap adegan, yang menjadikan pertunjukan wayang segar bagi penonton.  

BACA JUGA: Serge Lolos di Detik Akhir, Kejagung Bantah Ada Tekanan Prancis

WKS juga menyajikan hal yang menarik untuk disaksikan karena aksinya dikemas dengan ide pertunjukan wayang yang unik dengan mengangkat kisah realitas kehidupan di masyarakat saat ini secara lebih lugas dan bebas, berbeda dari pertunjukan wayang pada umumnya

Ditempat yang sama, dalam pergelaran ini juga menghadirkan Deputi Pencegahan BNN, DR. Antar MT. Sianturi;  Deputi Rehabilitasi BNN, Dr. Diah Setia Utami dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, I Gde Pitana sebagai narasumber. 

Turut pula Cak Ribut dalam dialog interaktif yang mengangkat tema “Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalah Guna Narkoba”.  Tempat hiburan dianggap paling rawan di sektor Pariwisata, ungkap Pitana. Mulailah dari diri sendiri untuk mencegah dan menangkal ancaman bahaya narkoba ini.

“Rehabiliasi tidah harus rawat inap, tetapi rehabilitasi juga bisa dengan rawat jalan.  Berbagai fasilitas yang ada dimanfaatkan misalnya SPN (Sekolah  Polisi Negara) dan Rindam,” katanya. (awa/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Jamuan Makan Malam KTT ASEAN, Jokowi: Indonesia Siap MEA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler