Indonesia Dorong Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Minyak Nabati Secara Berkelanjutan

Jumat, 28 Oktober 2022 – 23:41 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud (tengah) dalam media briefing G20 SVOC, Jumat (28/10). Foto: dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia terlibat aktif dalam mendorong inisiatif global untuk menguatkan rantai pasok minyak nabati yang berkelanjutan.

Upaya tersebut mengingatkan Indonesia merupakan negara eksportir crude palm oil (CPO) terbesar di dunia.

BACA JUGA: Pemerintah Dorong Pelaku UMKM Segera Mengadopsi Teknologi Digital

Terkait hal ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Kementerian Pertanian akan menyelenggarakan G20 Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC) di Nusa Dua, Bali, pada 3 November mendatang.

Kegiatan tersebut juga akan dilaksaakan bekerja sama dengan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

BACA JUGA: Presidensi G20 Indonesia Dorong Penyelesaian Substansi Leaders’ Declaration

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud menyampaikan konferensi internasional tersebut diselenggarakan bertujuan merumuskan strategi dan kebijakan dalam menghadapi tantangan global dalam pengelolaan minyak nabati (vegetable oil) untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi.

BACA JUGA: Pemerintah Dorong Pengembangan PSN Prioritas di Berbagai Wilayah Indonesia

“Dalam tingkat teknis, G20 SVOC juga bertujuan merumuskan rencana aksi masing-masing stakeholder dalam rangka peningkatan produktivitas, jaminan pemenuhan kebutuhan global, dan penguatan rantai pasok minyak nabati," kata Musdhalifah Machmud, Jumat (28/10).

G20 SVOC menjadi momen penting untuk merumuskan acuan bagi komunikasi dan kerja sama dalam skala yang lebih luas dengan melibatkan multistakeholder minyak nabati.

Dia menyebutkan ada tiga topik utama yang akan dibahas dalam G20 SVOC, yaitu vegetable oils in the age of uncertainty, navigating vegetable oils dynamics, dan enhancing sustainable supply chain dynamics.

G20 SVOC yang akan digelar secara hybrid akan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Vice Minister of Agriculture and Rural Affairs People’s Republic of China Ma Youxiang.

Kemudian Minister of Agriculture of Russia Dimitry Patrusev, EU Ambassador to Indonesia and Brunei Darussalam Vincent Piket, Union Minister of State for Agriculture and Farmers’ Welfare of India Shobha Karandlaje, dan Minister of Agrarian Policy and Food of Ukraine Mykola Solskyi.

Selain itu, para pembicara lainnya dari sektor publik dan industri dari berbagai negara.

Lebih lanjut Musdhalifah juga menyampaikan G20 SVOC menjadi sarana kontribusi bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan minyak nabati secara berkelanjutan, baik di tingkat domestik maupun di tingkat global.

Menurutnya, momentum tersebut juga menjadi aktualisasi peran Indonesia sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 untuk mendorong peran aktif negara-negara G20 dalam penyelesaian tantangan pengembangan minyak nabati dunia.

“G20 SVOC akan memberikan dampak positif dalam menggerakkan perekonomian khususnya di sektor transportasi dan pariwisata melalui kehadiran peserta secara on site selama pelaksanaan konferensi," kata Musdhalifah.

Selain itu, lanjut dia, G20 SVOC juga dapat menjadi stepping stone bagi Indonesia untuk terus terlibat dan berperan aktif dalam diskusi dan aksi global untuk penyelesaian berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat dunia.

Sekretaris Jenderal CPOPC Rizal Affandi Lukman menambahkan di tengah disrupsi rantai pasokan minyak nabati akibat pandemik Covid-19 dan konflik Rusia dan Ukraina, nilai-nilai keberlanjutan minyak kelapa sawit membuatnya mampu terus menyuplai kebutuhan pangan dan enerji global.

Fakta ini ditunjang oleh konsistensi permintaan pasar minyak nabati, termasuk dari negara-negara yang sedang berupaya membatasi impor minyak kelapa sawit, diimbangi oleh ketersediaan pasokan.

Konferensi minyak nabati berkelanjutan G20 SVOC akan menjadi sebuah platform dimana CPOPC akan membuka kesempatan menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen dan konsumen minyak nabati lainnya dalam penyediaan minyak nabati berkelanjutan untuk dunia di tengah tantangan global perubahan iklim dan komitmen mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Director Sustainability of CPOPC Witjaksana Darmosarkoro dalam kesempatan yang sama juga menekankan terkait pentingnya peran strategis Indonesia dalam mata rantai minyak nabati.

Lebih dari 500 orang dari berbagai negara telah mendaftar dalam G20 SVOC.

Ketua Bidang Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi menyampaikan secara teknis terkait konferensi yang akan digelar pekan depan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler