jpnn.com, JAKARTA - Pendiri INADATA Elwin Tobing menyatakan, salah satu tantangan selama 25 tahun ke depan bagi bangsa Indonesia adalah perubahan teknologi yang cepat.
Sedangkan, keterampilan yang dimiliki umumnya warga negeri ini cepat usang. Knowledge peradaban pun belum terbangun dengan baik.
BACA JUGA: Moeldoko Mampu Mengurai Tantangan Bangsa, Layak Jadi Kandidat Presiden
Hal itu dikatakan Elwin Tobing dalam acara Indonesia Future Forum (IFF) yang digagas INADATA di Jakarta, Rabu (15/3).
Acara itu bertema "Agenda, Kepemimpinan, dan Partnership dalam Menjawab Tantangan Fundamental Indonesia 25 Tahun ke Depan, Khususnya di Bidang Pembangunan Modal Manusia".
BACA JUGA: Menaker Jelaskan Tiga Tantangan Bangsa
"Salah satu problem kita dalam menghadapi tantangan masa depan adalah minimnya pusat quality education," ujar Elwin.
"Rasionya, satu PTN (Perguruan Tinggi Negeri) di Indonesia mengakomodir sampai 3,2 juta penduduk di Indonesia, sedangkan di Amerika, satu PTN untuk 204 ribu orang. Sedangkan, satu PTS di Indonesia mengakomodir 90 ribu penduduk di Indonesia, sedangkan di Amerika satu PTS untuk 89 ribu orang," ungkap Elwin.
BACA JUGA: KSAL Ingatkan Soal Tantangan Bangsa, Begini
Elwin melanjutkan, bagaimana masa depan Indonesia, itu sangat ditentukan pemahaman manusia Indonesia terhadap dinamika sekarang.
Selain itu, bagaimana kita merekonstruksi fondasi dan pengembangan Indonesia ke masa depan, baik dalam tataran gagasan dan realisasi tindakan juga menentukan masa depan bangsa.
"IFF perdana ini fokus dalam bidang yang sangat esensial dan krusial terhadap masa depan Indonesia, modal manusia Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Wali Kota Samarinda Andi Harun memaparkan kekayaan di dunia ini hanya dikuasai segelintir orang. Hal ini dikarenakan adanya oligarki yang menguasai perekonomian dunia.
Gambaran serupa juga terjadi di Indonesia. Hal ini, menurut Andi, bisa menghambat kemajuan aset terpenting bagi bangsa ini dalam menjawab tantangan masa depan, yakni modal manusia.
"Sehingga, redistribusi kekayaan nasional ini adalah hal penting, agar kualitas kesejahteraan warga bisa merata, sehingga mampu menjawab tantangan masa depan," ujar Andi.
Sementara Athor Subroto, Direktur SKSG Universitas Indonesia menyatakan bangsa ini dibelit berbagai persoalan yang kemungkinan belum terselesaikan, bahkan terulang di masa depan.
Athor menyebut persoalan perpajakan yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan menjadi salah satu persoalan yang berpotensi terulang di masa depan.
Demikian juga dengan persoalan pelayanan kesehatan yang kemarin sempat disinggung Presiden Jokowi. Athor mengatakan, ketika banyak warga Indonesia berobat ke luar negeri, maka muncul pertanyaan tentang apa sebenarnya yang sudah kita bangun.
"Maka, tantangan fundamental Indonesia adalah mewujudkan pembangunan manusia berkualitas, perkuat budaya literasi agar knowledge dalam menghadapi zaman terbangun dengan kokoh," ujar Athor.
Indonesia Future Forum merupakan forum independen yang berusaha membahas dan memberikan arahan serta jawaban terhadap isu, masalah, dan tantangan fundamental dan strategis Indonesia di masa kini dan depan.
Bidang cakupan yang dibahas forum ini meliputi sosial, ekonomi, keuangan, bisnis, politik, dan budaya, baik dalam konteks daerah, nasional maupun global.
INADATA, selaku penggagas forum ini, merupakan institusi konsultan, advisory, dan penelitian di bidang isu-isu strategis Indonesia yang berbasis di Irvine, Amerika Serikat. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif