jpnn.com, JAKARTA - Indonesia meminta dukungan Jepang dalam menjalankan perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini.
Dalam Dialog Strategis ke-8 Indonesia-Jepang yang berlangsung di Tokyo pada Senin (6/3), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan kepada Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa mengenai tema keketuaan Indonesia di ASEAN, "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth", dengan penekanan pada tiga prioritas.
BACA JUGA: Uni Eropa Punya Euro, Perlukah ASEAN Punya Mata Uang Bersama?
Ketiga prioritas itu adalah membuat ASEAN tetap penting dan relevan, menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan, dan mempercepat implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
“Saya juga mengundang kontribusi Jepang pada ASEAN-Indo-Pacific Forum yang akan diselenggarakan September 2023 back to back dengan KTT ke-43 ASEAN khususnya dalam kerja sama yang terkait dengan infrastruktur dan konektivitas,” kata Retno, ketika menyampaikan pernyataan pers secara daring melalui akun YouTube Kemlu RI.
BACA JUGA: Sekjen Pusat ASEAN-Tiongkok Bertemu Perwakilan Indonesia, Ini yang Dibahas
Mengenai isu Myanmar, Retno menyampaikan upaya dan pendekatan yang dilakukan Indonesia untuk memastikan kemajuan implementasi Konsensus Lima Poin serta mendorong terlaksananya dialog nasional yang inklusif di Myanmar.
“Selain itu saya juga menjelaskan mengenai pentingnya untuk terus mendorong agar bantuan kemanusiaan dapat dilakukan kembali dan dapat menjangkau semua pihak yang memerlukan di Myanmar,” tutur dia.
BACA JUGA: Indonesia Jadi Ketua ASEAN 2023, Begini Pesan Jokowi
“Jepang menyampaikan dukungan terhadap upaya dan pendekatan Indonesia dalam isu Myanmar,” kata Retno menambahkan.
Dalam dialog strategis tersebut, kedua menlu juga membahas isu Afghanistan, kemitraan di Pasifik, serta menegaskan dukungan antara Indonesia dan Jepang di forum-forum multilateral.
Dialog Strategis ke-8 antara Indonesia-Jepang dilakukan di antara dua menlu, dan merupakan mekanisme bilateral tertinggi yang dilakukan secara reguler antara kedua negara.
Khusus tahun ini, menurut Retno, Strategic Dialogue memiliki arti tersendiri karena bertepatan dengan perayaan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang, 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang, serta bersamaan dengan Keketuaan Indonesia di ASEAN, dan juga Keketuaan Jepang di G7.
“Salah satu highlight pertemuan adalah kesepakatan untuk semakin memperkuat kemitraan strategis kedua negara agar cakupan kemitraan strategis kedua negara semakin luas dan menyeluruh,” ujar Retno. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif