Indonesia Harus Antisipasi Jalur Sutra Baru Buatan Tiongkok

Rabu, 09 November 2016 – 23:52 WIB
Suasana seminar Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke-28 di Universitas Budi Luhur, Jakarta, Rabu (9/11). Foto: Twitter/PNMHIIXXVIII

jpnn.com - JAKARTA - Guru besar ilmu hubungan internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Obsatar Sinaga mengingatkan pemerintah agar tidak salah mengantisipasi Jalur Sutra baru yang tengah dibuat Tiongkok dengan membuat Terusan Kra di Thailand.

Pasalnya, keberadaan jalur baru perdangangan laut itu bisa menggerus visi pemerintah di bidang maritim. Obsatar mengatakan hal itu dalam seminar Pertemuan Nasional  Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke-28 di Universitas Budi Luhur, Jakarta, Rabu (9/11).

BACA JUGA: Bebas Bersyarat, Antasari Boleh Langsung ke Luar Negeri

“Target ekonomi  yang menjadi salah satu sasaran jalur maritim yang digagas Indonesia bisa jadi nantinya tidak strategis lagi karena sudah menggunakan lintasan lain,” katanya.

Seminar itu juga menghadirkan sejumlah guru besar sebagai pembicara. Antara lain Prof. Dr. Mochtar Mas’oed dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. V. Bob Sugeng Hadiwinata Ph.D dari Universitas Katolik Parahyangan dan Prof TirtaMursitama Ph. D daru Universitas Bina Nusantara.

BACA JUGA: Pengacara Bantah Bahas Suap dengan Hakim PN Jakpus

Obsatar di seminar yang menampilkan Ketua Yayasan Universitas Budi Luhur  (UBL) Djaetun HS sebagai pembicara kunci itu juga menyinggung tentang teori keseimbangan kekuatan besar dalam  memahami situasi dan kondisi ekonomi dunia saat ini. Pasalnya, jika Indonesia salah menyikapi pertarungan antara kekuatan besar maka akan menjadi korban.

“Jangankan gajah-gajah yang bertarung, gajah laki-laki dan perempuan bermesraan saja bisa merusak rumput dan tanaman di sekitarnya,” katanya memberi tamsil tentang kekuatan besar yang sedang bertarung.

BACA JUGA: HMI Minta Penangguhan Penahanan 4 Kadernya

Karenanya,kata Obsatar, untuk menyikapi pertarungan kekuatan besar itu juga harus fleksibel. “Negara kecil sebaiknya tidak melepaskan diri pasrah kepada negara besar, tetapi juga tidak anti-negara besar,” tegasnya.(jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Berseru agar Umat tak Termakan Isu Perpecahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler