jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan saran kepada pemerintah agar bisa menekan angka kematian akibat virus Covid-19.
Dia menilai tingginya angka kematian akibat virus tersebut akhir-akhir ini harus menjadi evaluasi pemerintah dan masyarakat.
"Tingginya angka kematian amat memprihatinkan karena jumlah yang meninggal bukan hanya sebatas angka saja, keluarga dan kerabat kita yang sudah meninggal tidak akan mungkin kembali lagi. Upaya maksimal harus dilakukan untuk menganalisis dan menekan serta menurunkan jumlah warga yang wafat karena Covid-19," kata dia dalam keterangan yang diterima, Minggu (1/8).
Menurut dia, pemerintah harus melakukan analisis penyebab kematian akibat Covid-19.
Setidaknya ada dua aspek yang menjadi perhatian, pertama, analisis tentang ribuan warga yang wafat setiap hari ini, berapa yang meninggal di rumah sakit, angka korban jiwa di rumah, jumlah yang sudah dibawa ke rumah sakit dan tidak dapat tempat, dan lain sebagainya.
"Bagaimana pola umurnya, mana jenis komorbid paling banyak dan lain-lain," kata dia.
Selain itu, mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini meminta pemerintah melakukan audit kasus kematian. Sebenarnya hal tersebut merupakan prosedur yang sudah rutin dilakukan di berbagai rumah sakit.
"Kalau hasil audit kematian ini dikumpulkan dan dikompilasi, maka akan didapat pola nasional tentang apa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya angka kematian," kata dia.
Di sisi lain, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu menilai tingginya angka kematian berhubungan dengan besarnya jumlah kasus yang ada.
BACA JUGA: Kejutan Mahasiswa UIN Walisongo untuk Para Pasien Covid-19, Bikin Terharu
Apabila angka penularan di masyarakat masih amat tinggi, maka kasus Covid-19 akan terus bertambah.
Dengan kata lain, lanjut dia, kasus yang berat dan meninggal juga akan terus bertambah pula.
"Penularan di masyarakat ditandai dengan angka positif yang di Indonesia angka totalnya adalah sekitar 25 persen, sementara kalau berdasar tes PCR saja angkanya bahkan lebih dari 40 persen. Angka ini harus ditekan dengan pembatasan sosial yang ketat, mulai dari pelaksaan 3M, 5M, sampai ke berbagai jenis PPKM dan lain-lain," kata dia.
Kemudian, Tjandra juga menilai meningkatkan tes dan telusur yang masif juga merupakan upaya yang amat penting. Pemerintah bisa menemukan kasus di masyarakat, sehingga dapat segera memberi penanganan kepada mereka sebelum terlambat.
"Dan mengisolasi mereka yang positif sehingga rantai penularan dapat dihentikan," tegas dia. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA JUGA: Kisah Bang Rinto jadi Sopir Ambulans Jenazah Pasien Covid-19 dan Keajaiban Kata Bismillah
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga