Indonesia Makin Top soal Wisata Family Friendly, Arief: Harus Nomor 1!

Kamis, 04 Mei 2017 – 21:21 WIB
Arief Yahya. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Destinasi wisata halal atau yang kini dikenal juga dengan sebutan family friendly makin menjanjikan. Apalagi, destinasi wisata halal di Indonesia kian mendapat tempat di kalangan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ataupun non-OKI.

Merujuk MasterCard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, destinasi wisata halal di Indonesia makin kondang. Posisi Indonesia sebagai penyedia destinasi wisata halal bahkan menanjak di antara 130 negara yang disurvei. Merujuk GMTI yang dirilis Rabu (3/5), Indonesia berada di peringkat ketiga dengan nilai 72,6.

BACA JUGA: Blogger, Vlogger dan Selebgram Kibarkan #wonderfulnoon di Dunia Maya

Posisi Indonesia berada di bawah Malaysia dan Uni Emirat Arab (UAE). Malaysia berada di posisi teratas dengan skor 82,5, sedangkan UAE di urutan kedua dengan nilai 76,9.

Padahal, posisi Indonesia pada GMTI 2016 di peringkat keempat setelah Malaysia, UAE dan Turki. Skor Indonesia pada GMTI 2016 adalah 70,6.

BACA JUGA: Pengembangan Pariwisata Harus Perhatikan Aspek Pendidikan

Pada GMTI 2016, skor Malaysia adalah 81,9. Selanjutnya ada UAE dengan 74,7. Sedangkan skor Turki adalah 73,9.

Namun, Turki justru merosot ke urutan keempat pada GMTI 2017. Skornya 72,4.

BACA JUGA: Pemkab Malang Siap Launching Branding Pariwisata di Kokas

CEO CrescentRating & HalalTrip Fazal Bahardeen mengungkapkan, penelitian menunjukkan pasar wisata muslim di Asia bakal tumbuh pesat. Nilainya bahkan diperkirakan mencapai USD 220 miliar pada 2020.

Menurutnya, pasar itu akan terus tumbuh. Bahkan pada 2026 diproyeksikan mencapai USD 300 miliar.

Fazal pun secara khusus mengamati Indonesia yang serius menggarap sektor wisata halal. “Indonesia telah menanamkan investasi yang besar terhadap sektor ini dan hal tersebut tercermin pada peningkatan yang dicapai Indonesia dalam peringkat secara keseluruhan selama dua tahun berturut-turut,” tuturnya.

Merujuk GMTI 2017, peningkatan peringkat Indonesia disebabkan para traveler muda menginginkan pilihan yang lebih banyak, pengalaman yang unik, serta konektivitas. Ternyata, gaya hidup muslim dalam hal fesyen ternyata terhubung dengan sempurna dengan pasar wisata itu.

"Kami tentunya melihat adanya pengaruh dari generasi kaum wisatawan muda, milenial dan Gen Z yang menggabungkan teknologi dengan keinginan yang nyata untuk menjelajahi dunia sambil tetap memerhatikan kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan kepercayaan mereka," jelasnya.

Sedangkan Safdar Khan selaku Division President of Indonesia, Malaysia and Brunei Mastercard mengatakan, pasar wisata muslim tetap menjadi sebuah pendorong yang kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan pada sektor wisata di seluruh dunia. Dalam hitungannya, pengeluaran wisatawan pemburu wisata halal pada 2016 mencapai USD 155 miliar.

Safdar mengelakan, teknologi juga makin meningkatkan jumlah wisatawan pencari wisata halal. “Mulai fase perencanaan hingga fase pengalaman serta fase berbagi (sharing, red). Peluang ini yang kami manfaatkan," tegas Safdar.

Lantas, apa reaksi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya? Menteri yang juga kampiun marketing itu tak mau cepat puas.

"Harusnya bisa nomor satu! Kalau dilihat dari datanya pasti bisa. Guyonannya, kalau tanah air enggak nomor satu jurinya kenapa tuh?” ujarnya.

Arief tak mau bicara tanpa data. Dia lantas menyodorkan angka pertumbuhan wisatawan destinasi halal pada 2016 yang mencapai 2,7 juta orang atau meningkat 20 persen.

Tahun ini, Arief menargetkan wisman di destinasi halal mencapai 3,7 juta atau naik 30 persen. "Tumbuh 25 persen saja atau 3,1 juta hingga 3,2 juta pertumbuhan juga sudah baik," jelasnya.

Lebih lanjut Arief mengatakan, perkembangan destinasi wisata halal di Indonesia yang paling terlihat ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau di sebelah timur Bali itu ternyata menjadi destinasi favorit bagi pasangan muslim yang hendak berbulan madu.

Pertumbuhan angka pencari wisatawan halal di Lombok pada 2016 mencapai 50 persen dibanding 2015. "Yang paling terbaik dan hasilnya kelihatan adalah NTB, Lombok itu growth dan okupansi hotel 80 persen," katanya.

Indonesia pada 2015 menyabet 3 penghargaan pada World Halal Tourism Award 2013 di Abu Dhabi. Tapi pada ajang serupa 2016, Indonesia menyabet 12 dari 16 penghargaan.

Di antara 12 penghargaan itu, tiga di antaranya milik Lombok. Yakni untuk kategori World’s Best Halal Beach Resort, World’s Best Halal Tourism Website, serta World’s Best Halal Honeymoon Destination. “NTB juga punya ayam taliwang untuk kuliner halal,” tegasnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2018 Ajang Promosi Besar-besaran, Destinasi Harus Disiapkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler