Kepada wartawan, Senin (30/8), di DPR RI, Thomas mengatakan bahwa meski pengawasan terus dilakukan pihaknya di seluruh pintu masuk, tetap saja barang impor terus berdatangan
BACA JUGA: Realisasi Target Pajak Capai 56,5 Persen
Untuk itulah, seluruh kepala kantor pelayanan Ditjen BC menurutnya, diinstruksikan untuk terus meningkatkan pengawasan mereka"Karena polanya setiap tahun masuknya barang impor ini berulang, jadi antisipasinya kita sudah ada
BACA JUGA: TDL Tak Naik, Subsidi Membengkak
Untuk antisipasi menjelang lebaran, kita berlakukan cuti bergilirSaat ini ungkap Thomas, masuknya barang impor ilegal terbesar masih dari (jenis produk) pakaian
BACA JUGA: Pemerintah Waspadai Perlambatan Pemulihan Ekonomi
Terakhir, dari penangkapan di Bali, Ditjen BC berhasil menahan masuknya sekitar 4.000 balpres pakaian impor ilegalNamun selain pakaian, Ditjen BC disebutkan juga mewaspadai meningkatnya barang impor ilegal jenis makanan."Yang ditangkap saat ini sudah masuk penyelidikanUntuk makanan, kita tetap lakukan antisipasi dan selalu berkoordinasi dengan BPOMMakanan ini kan bisa dari seluruh pintu masuk IndonesiaKalau ada peningkatan, artinya pengawasan harus ditingkatkan lagi," tegas Thomas.
Thomas pun membantah bila dikatakan bahwa early warning system (EWS) yang diterapkan pemerintah dalam mengawasi peredaran barang impor ilegal, tidak berjalan dengan maksimal"Setidaknya, EWS menyala ketika kita tahu ada kenaikan imporDari barang baku berapa, barang modal berapa, dan dari barang konsumsi berapa, kita mesti tahuTetapi yang besar kan barang modal sama barang baku sebetulnyaCuma barang konsumsi untuk detailnya, mau per sektor, sektornya apa, itu yang sedang dipantau lagi dari sisi bea cukaiKarena itu, data akan berimplikasi pada tindakan-tindakan, dan itu harus satu paketDan sekarang sedang intens dibahas lagi," jelas Thomas(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siapkan Insentif Pajak
Redaktur : Tim Redaksi