jpnn.com, ISLAMABAD - Setelah berbicara di Parlemen Pakistan, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain, di Istana Kepresidenan Aiwan-e-Sadr, Islamabad, Jumat malam (26/1).
Dalam pertemuannya dengan Mamnoon, Jokowi -sapaan Joko Widodo- menyampaikan bahwa sejak pemberlakuan Preferential Trade Agreement (PTA) di tahun 2013, nilai perdagangan Indonesia dan Pakistan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari USD 1,6 miliar di tahun 2013 menjadi USD 2,1 miliar di tahun 2016.
BACA JUGA: Ingatkan Polri, Alumni 212: Imam Kami Pulang, Jangan Ganggu
Jokowi pun berharap kerja sama tersebut dapat ditingkatkan. “Saya mengharapkan kedua negara dapat semakin mempererat hubungan dagang dengan memperdalam PTA,” kata Jokowi.
Di awal pertemuan, Presiden Ketujuh RI mengatakan bahwa Indonesia dan Pakistan adalah sahabat lama yang telah terjalin berpuluh tahun yang lalu. Sejak masa kemerdekaan Indonesia dan juga sejak menginisiasi Konferensi Asia Afrika
Karenanya dia mengharapkan agar kedekatan sejarah kedua negara ini dapat dikembangkan menjadi kerja sama nyata untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di kedua negara.
Selain itu, Indonesia dan Pakistan juga memiliki banyak kesamaan sebagai dua negara berpenduduk muslim yang besar dan sama-sama negara demokrasi
“Saya berkeyakinan, kesamaan ini dapat bekerja sama untuk mendorong kerja sama dunia Islam, mempromosikan Islam moderat serta persatuan umat, membantu perjuangan bangsa Palestina, meningkatkan ekonomi umat seperti sertifikasi halal, bisnis berbasis syariah,” tutur suami Iriana.
BACA JUGA: Jokowi: Demokrasi Cara Tepat Melayani Masyarakat
Pertemuan tersebut diakhiri dengan jamuan santap malam kenegaraan bersama Presiden Pakistan dan Ibu Negara Pakistan Begum Mahmooda Mamnoon dan jajaran menteri Kabinet Kerja.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Minta WNI di Pakistan Jaga Nama Baik Bangsa
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam