Indonesia dipandang berkinerja terbaik dalam menghadapi ancaman dan kesulitan, serta dalam hal pengaruh diplomatik. Ini karena Indonesia punya peran penting di ASEAN dan pernah jadi tuan rumah G20.
Inilah hasil survei Asia Power Index 2023 Lowy Institute, sebuah lembaga pemikir terkemuka di Australia, yang baru dirilis tadi malam.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Lebih Seribu Orang Tewas Akibat Gempa di Turkiye dan Suriah
Secara keseluruhan, dari 10 kriteria pengukuran, Indonesia menempati posisi ke-9 dari 26 negara dengan skor 19,4 dari 100 poin.
Karena itu, Lowy Institute menempatkan Indonesia sebagai kekuatan menengah di Asia sepanjang tahun 2022.
BACA JUGA: Ada Batu di Mars yang Membentuk Wajah Beruang, Ini Penjelasannya
Dari 26 negara yang disurvei, Indonesia adalah satu dari enam negara yang mencatatkan peningkatan skor secara keseluruhan, meski masih berada di bawah skor pra-pandemi.
Indonesia mencatat peningkatan terkuat dalam kriteria daya tahan terhadap ancaman dan permasalahan, naik tiga peringkat ke urutan ke-7.
BACA JUGA: Sejumlah Warga Indonesia Memilih Pensiun di Australia, Inilah Beberapa Kegiatan Mereka
Pengaruh diplomatiknya terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat, mencerminkan peran pentingnya di ASEAN dan sebagai Ketua G20 tahun 2022.
Indonesia memberikan pengaruh yang sedikit lebih besar, seperti yang ditunjukkan oleh skor kesenjangan kekuatan positif yang terus membaik pada tahun 2022.
Meski pun sering dikritik karena menjalankan kepemimpinan yang lemah di ASEAN, sebuah indikator baru yang mengukur pola keterlibatan diplomatik, menunjukkan Indonesia menjadi salah satu pemain paling aktif secara diplomatik di kawasan.
"Jakarta menjadi tuan rumah para pemimpin luar negeri atau menteri luar negeri terbesar kedua pada tahun 2021, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi adalah lawan bicara yang dicari di Asia Tenggara dan sekitarnya," kata laporan Lowy Institute.
Dikatakan, Presiden Joko Widodo berusaha menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina dan menjadi tuan rumah KTT G20 dalam keadaan geopolitik yang menantang.
Tingkat ambisi yang lebih besar ini menghasilkan skor survei yang lebih baik untuk kepemimpinan Indonesia di tingkat regional dan global sepanjang tahun 2022.
Sementara itu, negara yang paling banyak melakukan dagang dengan Indonesia berdasarakan urutan adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa dan Singapura.
Dan negara-negara yang paling ketergantungan terhadap Indonesia adalah Singapura, Filipina, Pakistan, Malaysia, dan Myanmar.
Namun, Indonesia berada di posisi terlemah dalam kemampuan militer dan pertahanan.
Skor Indonesia berkurang untuk soal kemampuan militer konvensional, pengeluaran untuk pertahanan, aset dan kemampuan darat, laut, dan udara.
Indonesia tidak mendapatkan nilai sama sekali untuk masalah beraliansi secara militer di tinggal regional, latihan bersama dengan negara-negara yang disurvei dalam index dalam periode 2017-2021, serta untuk urusan impor senjata.Amerika Serikat tetap paling berpengaruh
Analisis Lowy menyebutkan Amerika Serikat tetap menjadi negara paling kuat di Asia, sementara pengaruh Tiongkok telah terkikis oleh 'lockdown' dan penutupan perbatasan akibat pandemi COVID-19.
Laporan ini juga menempatkan Jepang sebagai negara terkuat ketiga, setelah Amerika Serikat dan Tiongkok.
India menyusul di urutan keempat, sedangkan Rusia di peringkat kelima, disusul Australia, Korea Selatan, Singapura, dan Indonesia.
Penyelenggara survei Asia Power Index, Susannah Patton, menjelaskan pengaruh diplomatik Tiongkok di Asia hampir melampaui pengaruh Amerika Serikat pada tahun 2022, disebabkan antara lain karena Tiongkok lebih tekun mendekati negara-negara di kawasan daripada yang oleh AS.
Meski tetap menjadi mitra dagang terbesar, tapi menurut Susannah, pengaruh ekonomi Tiongkok secara keseluruhan sudah dilemahkan oleh pembatasan ketat terkait COVID, yang baru dilonggarkan pada akhir tahun lalu.
"Kami melihat investasi ke dan dari Tiongkok turun selama periode itu. Hal ini telah membatasi pengaruh ekonomi Tiongkok," jelasnya.
Tapi baik Amerika Serikat maupun Tiongkok, seperti hampir semua negara yang disurvei, mengalami penurunan kekuatan secara keseluruhan pada tahun 2022, karena rantai pasokan dihancurkan oleh pandemi COVID dan invasi Rusia ke Ukraina.
"Banyak negara sekarang lebih bergantung pada mitra dagang utama mereka," jelas Susannah.
Satu pengecualian adalah Australia, yang berhasil bertahan stabil seperti di indeks 2022.
"Australia adalah satu-satunya negara signifikan di kawasan ini yang memiliki skor yang sebanding dengan sebelum pandemi," katanya.
"Kita juga memiliki hubungan yang baik dengan negara tetangga, ditambah lagi adanya penilaian yang baik kepada Pemerintahan PM Anthony Albanese dalam pendekatannya ke Asia," tambah Susannah.
Negara Jepang, meski kekuatan militernya meningkat pada tahun 2022, secara seluruhan pengaruhnya menyusut drastis.
Hal ini sebagian disebabkan pertumbuhan PDB yang lesu dan tenaga kerja yang menua.
Sementara India meningkatkan pengaruh budaya dan diplomatiknya, survei ini menemukan pengaruh ekonominya menurun pada tahun 2022 karena terus mengabaikan perjanjian perdagangan regional.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim untuk ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Banyak Warga Australia Berpikir Ulang untuk Pergi ke Dokter