Indonesia Bakal Punya Teknologi Anyar, Siap-Siap Jaringan Internet Makin Lancar

Kamis, 17 Maret 2022 – 10:18 WIB
Indonesia bakal punya teknologi baru untuk jaringan internet. Ilustrasi masyarakat menggunakan internet: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan pemerintah melakukan pengadaan satelit multifungsi untuk menyelesaikan target penyediaan akses layanan internet dan mengikis kesenjangan digital.

Menurut Johnny, Kemenkominfo memilih teknologi terbaru dan sesuai dengan kebutuhan wilayah kepulauan di ekuator.

BACA JUGA: Jaringan Internet Siap Dihadirkan untuk Ratusan Desa di Bengkulu

"Saya meminta untuk menyiapkan satelit dengan teknologi software defined satellite, yakni satelit yang wilayah layanannya bisa diatur melalui software-nya di hulu, Nah, akan kami pelajari dan mudah-mudahan teknologi yang baru ini akan memberikan atau memungkinkan harga-harga satelit yang lebih kompetitif lagi,” jelasnya.

Di sisi lain, Menkominfo menjelaskan Hot Backup Satellite (HBS) merupakan cadangan untuk SATRIA-I menggunakan teknologi very high-throughput yang edang dibangun dan dijadwalkan selesai pada pertengahan 2023.

BACA JUGA: Keren, Ada Pembangunan Jaringan Internet di 21 Desa

Satelit HBS juga menyediakan kapasitas tambahan bagi infrastruktur jaringan internet.

"Dari sisi bandwith, HTS (high throughput satellite, red) dengan teknologi yang baru ini memiliki kapasitas yang setara dengan Satelit SATRIA-I. Untuk jelasnya, 150 Gbps ini dipakai oleh BAKTI Kominfo sebesar 80 dan lebihnya akan dipakai negara-negara di sekitar ASEAN. Penggunaan sendiri oleh PSN untuk menggantikan kebutuhan Satelit Nusantara-2 yang gagal diletakkan diorbit pada April 2020 yang lalu,” jelasnya.

BACA JUGA: Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Rela Mendaki Bukit Demi Jaringan Internet 

Johnny menegaskan telah mempertimbangkan aspek teknis oleh operator, pengguna, maupun pabrik pembuatan satelit.

"Sudah pasti diperhitungkan, dianalisa dengan baik. Jadi jelas ya, satelit ini adalah Ka-band, sedangkan satelit milik Telkom adalah Ku-band dan C-band, sehingga tidak akan saling mengganggu,” tandasnya.

Direktur Utama BAKTI Kementerian Kemenkominfo, Anang Latif menjelaskan skema pembiayaan HBS dengan SATRIA-1 berbeda.

Pembiayaan HBS langsung dari BAKTI Kemenkominfo, sementara SATRIA-1 berasal dari konsorsium atau investor.

“Untuk SATRIA-1, kami membutuhkan investor untuk HBS kami menggunakan dana pembiayaan langsung dari BAKTI sendiri karena ini sebenarnya ditujukan juga untuk menggantikan BTS-BTS USO yang sewa kontraknya akan berakhir di tahun 2024. Jadi, akan menggunakan dana BAKTI which is USO untuk keperluan ini,” jelasnya.

Anang Latif menegaskan pengadaan satelit ini akan memberikan manfaat bagi BAKTI Kemenkominfo yang bertugas menjembatani kesenjangan akses telekomunikasi di Indonesia.

Dia berharap kehadiran dua satelit pada 2023, akan membuat ketersediaan bandwith sehingga layanan internet menjadi lebih memadai, lebih layak.

"Sehingga proses transformasi digital yang telah disiapkan bukan hanya oleh Kemenkominfo, termasuk dengan kementerian dan lembaga lainnya," ucap Anang.

Saat ini BAKTI Kemenkominfo telah membangun lebih dari 3.000 Tower BTS 4G dan akses internet di hampir lebih dari 17 ribu titik.

Namun, 95 persen akses menggunakan satelit yang ada di atas wilayah Indonesia.

“Semua fasilitas yang tersedia satelit yang ada di atas wilayah Indonesia, semua kapasitasnya sudah habis dipakai, sehingga nanti dengan adanya kehadiran SATRIA-I beserta Hot Backup-nya, ini tentunya akan menopang kebutuhan bandwith yang saat ini terasa sangat kurang,” ungkap Anang. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler