Indonesia Serius Kembangkan KEK

Jumat, 29 November 2013 – 07:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA–Pemerintah Indonesia serius mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Konsep dasar KEK adalah penyiapan kawasan yang lokasinya punya akses mudah ke pasar global. Misalnya dekat dengan bandara dan pelabuhan.

Untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya di kawasan tersebut, pemerintah memberikan insentif berupa keringanan pajak hingga kemudahan mendapatkan perizinan. Sampai saat ini sudah ada dua KEK yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah.

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Harga Mie Instan Naik

Yaitu KEK Sei Mangkei di Simalungun, Sumatera Utara yang ditetapkan melalui PP No 29/2012. Serta KEK Tanjung Lesung di Pandeglang, Provinsi Banten yang ditetapkan melalui PP No 26/2012.

KEK Sei Mangkei merupakan zona industri, logistik dan pariwisata. Ini merupakan klaster industri dengan fokus pengembangan pada industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya. Sedangkan KEK Tanjung Lesung dikembangkan untuk kegiatan pariwisata. Daya tarik pariwisata yang ditonjolkan oleh kawasan di ujung Pulau Jawa itu adalah wisata pantai, Gunung Krakatau dan kawasan konservasi Ujung Kulon.

BACA JUGA: Rupiah Tembus 12.000 per USD

Di luar dua KEK yang telah ditetapkan, masih ada beberapa kawasan yang masih dalam proses untuk ditetapkan yaitu Palu (Sulawesi Tengah), dan Bitung (Sulawesi Utara). Sementara beberapa kawasan lain yang sedang diusulkan menjadi KEK adalah Tanjung Api Api (Sumatera Selatan), Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Morotai (Maluku Utara).Pengusulan kawasan untuk menjadi KEK bisa dilakukan oleh badan usaha, pemerintah daerah, pemerintah provinsi, atau kementerian. Usulan itu diajukan ke Dewan Nasional KEK.

”Untuk ditetapkan atau tidak, usulan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa,” kata Enoh Suharto Pranoto, Sekretaris Dewan Nasional KEK di Jakarta, kemarin.
Enoh menjelaskan, banyak negara sudah punya pengalaman dan sukses mengembangkan KEK. Untuk itulah Sekretariat Dewan
Nasional KEK mengundang para pakar dan pengembang KEK dari beberapa negara untuk berbagi pengalaman dalam acara Sharing Experience & Exchange Ideas yang digelar di Nua Dua, Bali, hari ini (29/11).

BACA JUGA: IHSG Berpotensi Rebound

Pembicara asing yang hadir dalam forum ini di antaranya Connor Spreng dari Bank Dunia, Shin DongHak dari Korea Selatan, Sanjeet Singh asal India, Izhar Hifnei Ismail dari Malaysia, Dr Kam Tara dari Australia, dan PC Nambiar dari India.
Para pejabat dan pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan KEK di Indonesia juga akan hadir. Kegiatan ini akan dibuka dan ditutup oleh Luky Eko Wuryanto, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Perekonomian.

Enoh menjelaskan, forum berbagi pengalaman dan tukar pikiran ini digelar dengan harapan dapat memberi masukan kepada Dewan Nasional KEK untuk penyempurnaan rencana induk nasional pengembangan KEK di Indonesia. Juga memberi masukan kepada pengelola KEK, pemerintah daerah, kementerian/lembaga dan badan usaha dalam penyiapan strategi pengembangan KEK.

”Serta agar badan usaha yang berminat untuk berinvestasi di KEK dapat memperoleh gambaran mengenai kebijakan dan strategi pengembangan KEK di Indonesia dan di luar negeri,” ujar Enoh.

Forum diskusi ini akan dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama membahas tahap perencanaan, pembangunan dan skema pembiayaan. Di dalamnya akan dibahas masukan dalam pengembangan KEK berdasarkan pengalaman dari beberapa negara. Khususnya terkait insentif fiskal, insentif non-fiskal, dukungan penyediaan infrastruktur, kemudahan perizinan, dan skema pembiayaan yang memungkinkan dalam pengembangan KEK.

Sesi kedua akan membahas mengenai tahap pengelolaan dan implementasi pengembangan KEK. Pada sesi ini mencakup best practices pengelolaan KEK di luar negeri, serta peran pemerintah dan swasta dalam pengembangan KEK. (dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tol Moker Beroperasi 2014


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler