jpnn.com - jpnn.com - Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz dijadwalkan datang ke Jakarta dan Bali, 1-9 Maret mendatang.
Orang nomor satu di Arab itu bakal membawa rombongan besar sebanyak 1.500 orang termasuk 10 menteri, 25 pangeran, sembilan pesawat, 29 penerbangan, 20 landing di Halim, dan 9 flights ke Bali.
BACA JUGA: 60 Ribu Pelajar Dikerahkan Sambut Raja Salman
Di antara 25 pangeran tersebut, turut serta putranya, Pangeran Al-Waleed yang bergaya hidup 'wah' dan super heboh karena kemampuan finansialnya.
Pangeran berparas tampan itu sangat glamor dan memiliki barang-barang kelas A.
BACA JUGA: Raja Salman ke Senayan, Tokoh Ormas Islam Juga Diundang
Al Waleed hobi membelanjakan uangnya untuk barang-barang bermerek seperti Hermes, Louis Vitton, Fendi, Burberry, Cartier, Chanel, Rolex, Panerai, Patek Phillips sampai Audemars Piguet, dan masih banyak lagi.
Menurut Forbes, kekayaan Al Waleed mencapai Rp 452,3 triliun dan menempatkan dirinya di daftar sepuluh besar orang terkaya di dunia.
BACA JUGA: Istana Bogor Berbenah Sambut Raja Salman
Lantas bisakah DKI Jakarta mampu menyambut tamu mancanegara asal Timur Tengah ini untuk melayani gaya hidup belanjanya?
”Bisa banget! Jangan khawatir, Jakarta punya segudang mal yang berkelas dan skala dunia juga, dengan barang-barang branded yang original. Jangan khawatir, Jakarta punya semua,” ujar Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, Vita Datau Messakh.
Vita mengatakan, jika nanti semua rombongan raja menyambangi mal-mal di Jakarta, pusat belanja di ibu kota tidak akan memalukan.
Vita mengaku sudah survei ke negara-negara Timur Tengah terutama Eropa, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, kualitas mal-nya tidak jauh berbeda dengan di Jakarta.
”Sama dengan yang di Jakarta, bahkan Jakarta tidak kalah lengkap koleksinya,” katanya.
Menurutnya, ada lebih dari 300 mal di Indonesia dan memilikin berbagai brand-brand terkenal kelas atas sampai menengah .
"Selain itu, kualitas mal kita juga sangat luas, contohnya saja Gandaria City yang punya luas 95.000 M2 Nett Rentable Area (NRA), Kota Kasablanka Jakarta dengan luas 115.000 M2 NRA, St. Moritz Mall dengan hamparan luas 129 ribu M2. Bahkan mal yang terbesar di Indonesia itu semua ada di Jakarta,” sambung Vita.
Mal-mal terbesar tersebut adalah Taman Anggrek dengan 360.000 M2, Artha Gading dengan hamparan luas 270.000 M2, Grand Indonesia dengan luas 250.000 M2.
Vita juga membeberkan, pertumbuhan mal di Indonesia juga sangat bagus dan semua tersedia untuk kelas menengah maupun kelas atas.
”Untuk urusan moslem friendly, mal kita juga ready banget. Silakan tengok musala tempat ibadah semua ada, tempat wudhu bersih, sejadah wangi serta musala dingin dengan fasilitas AC. Juga sangat halal, karena wanita dan pria dibedakan tempat salatnya. Aku jamin para pangeran akan terkesan dengan mal tanah air kita,” beber wanita yang hobi naik motor besar itu.
Ucapan Vita memang bukan tanpa bukti. Mal di Jakarta bukan hanya memiliki fasilitas ibadah lengkap tapi juga dekat dengan hotel-hotel besar berbintang.
Sebut saja mal Plaza Indonesia dekat dengan Hotel Mulia, mal Grand Indonesia yang berseberangan dengan Hotel Indonesia Kempinski, Mal Pacific Place dekat dengan Hotel Pacific.
Kemudian mal Gandaria City juga dekat dengan Hotel Mulia, mal Kota Kasablanka dekat dengan Hotel Aston International.
Selanjutnya, mal Central Park Jakarta dengan dengan Hotel Pullman, mal Senayan City dekat dengan Hotel Mulia, mal Kuningan City dekat dengan Hotel Rasuna Kuningan dan masih banyak lagi.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, menjelaskan portofolio pariwisata itu ada tiga yakni wisata alam atau nature 35%, wisata budaya atau culture 60%, dan wisata manmade atau buatan 5%.
Tentunya porsi tersebut berbeda di setiap destinasi wisata. Lantas, di mana letak wisata kuliner dan shopping?
“Culinary and shopping itu ada di wisata budaya. Kuliner itu produk budaya, sudah dibuat dibuat lama, turun temurun, ratusan bahkan ribuan kali dimodifikasi berdasarkan selera customers," ujarnya.
Menurutnya, shopping itu satu paket dengan kuliner dan harus ada di setiap destinasi.
"Karena memang ada karakter wisman yang setiap berwisata itu mensyaratkan harus ada kuliner dan belanja. Nah Wisman Timur Tengah juga punya kebiasan belanja dengan karakternya tersendiri. Oleh karena itu, Jakarta siap menyambut para tamu rombongan Raja. Selamat datang di Indonesia, Wonderful Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya yang akan menjemput Raja Salman dan rombongan di Bandara Ngurah Rai, Bali, 4 Maret 2017 mendatang.
Menpar Arief Yahya bersama Gubernur Bali Made Pangku Pastika dan pejabat negara yang akan menerima Raja Salman saat liburan.
Ini bagian dari perhatian pemerintah Presiden Jokowi terhadap Raja Arab yang memutuskan berwisata ke Bali, Indonesia.
“Bali akan semakin dikenal dengan moslem friendly, Indonesia juga semakin dikenal karena menjadi destinasi bagi Raja Arab, yang biasanya mereka berwisata ke Maldives dan Seychelles Island di dekat Madagaskar, Lautan Hindia,” jelas Arief.(lis/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuuuihh..Kunjungan Raja Salman Catat Rekor
Redaktur & Reporter : Natalia