Indonesia-Spanyol Tingkatkan Kerja Sama Penanggulangan Terorisme

Sabtu, 29 April 2017 – 17:35 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dan Kepala Elentro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado José Luis Olivera Serrano. Foto: istimewa for JPNN

jpnn.com, MADRID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menggelar pertemuan dengan Elentro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado (CITCO) / Intelligence Center Against Terrorism and Organised Crime yang merupakan Badan Antiteror Spanyol.

Pertemuan tersebut dilaksanakan  di Madrid, Spanyol pada Jumat (28/4) waktu setempat atau malam WIB.

BACA JUGA: Ingat, Belajar Agama Harus Sampai ke Intinya

Suhardi disambut langsung oleh pimpinan Citco José Luis Olivera Serrano bersama jajarannya.

Kunjungan tersebut merupakan undangan dari pihak CITCO sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama di bidang penanggulangan terorisme.

BACA JUGA: Fatayat NU Ingin Sebar Dai Wanita Anti-radikalisme ke Seluruh Indonesia

“Pihak badan antiteror Spanyol ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Selain itu dengan banyaknya kejadian-kejadian di Eropa kami juga ingin mengetahui mengeani perkembangan terorisme di Spanyol. Karena perlu diketahui, Spanyol juga merupakan salah satu pintu masuk ke Eropa,” ujar Suhardi.

Dia  mengungkapkan, pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol yang telah berlangsung pada 2015 lalu  dalam bidang penanggulangan terorisme.

BACA JUGA: Keluarga Densus 88 Diberi Jatah Haji, Suhardi Apresiasi Arab Saudi

“Di mana dalam MoU tersebut Indonesia diwakili oleh BNPT, sedangkan dari pihak Spanyol diwakili oleh Citco itu sendiri,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Dalam pertemuan tersebut, alumnus Akpol tahun 1985 ini mengatakan, kedua pihak juga bertukar informasi tentang perkembangan ancaman terorisme pada kedua negara termasuk radikalisme melalui media sosial serta foreign terrorist fighter (FTF).

“Setelah bertukar informasi dan saling mendengarkan informasi mengenai ancaman terorisme, maka Indonesia dan Spanyol pun sepakat untuk meningkatkan kerja sama penanggulangan terorisme ke depannya,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini

Dalam paparannya di hadapan petinggi Citco, mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan bahwa terorisme telah menjadi ancaman global yang serius.

Apalagi, dalam kurun waktu sepuluh tahun yang lalu dan tidak ada negara yang kebal dari terorisme.

Serangan teroris telah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Madrid tahun 2004, Nice, Berlin, Istanbul, Brussel, New York, London, Paris, dan Jakarta.

“Kami beruntung sejauh ini bahwa kami dapat berhasil mendeteksi dan meminimalkan serangan yang jauh lebih serius. Kami menggunakan dua langkah dalam penangguangan terorisme yaitu soft approach (pencegahan) dan hard approach  (penindakan). Kami sampaikan pula bahwa pada beberapa pekan lalu kami tidak punya pilihan selain menembak tiga teroris di Jawa Timur karena aparat kami mendapatkan perlawanan,” ujarnya menjelaskan .

Menurutnya, tujuan utama dari kelompok teroris tersebut yakni untuk berupaya membangun negara Islam Indonesia dengan mengubah konstitusi negara Indonesia.

“Mereka telah mengatakan bahwa negara Barat dan pemerintah sebagai musuh. Mereka menyatakan jihad sebagai strategi mereka untuk melawan,” ujarnya.

Mantan Kepala Divisi Humas Polri ini menjelaskan, BNPT bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan, strategi dan program nasional/pemerintah pusat di bidang penanggulangan terorisme, serta mengoordinasikan institusi pemerintah dalam hal implementasi kebijakan nasional.  

BNPT sendiri saat ini telah berkoordinasi dengan 31 Kementerian/Lembaga pemerintah ditambah pemerintah provinsi dalam menerapkan kebijakan nasional untuk penanggulanggan terorisme ini.

“Termasuk dalam menjalankan program deradikalisasi untuk dapat menyentuh akar permasalahan terorisme yang ada di hulu tentunya kami tidak bisa bekerja sendirian. Perlu adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait juga. Dan pihak Spanyol pun mengapresiasi program deradikalisasi yang telah dijalankan di Indonesia,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.

Mantan Wakapolda Metro Jaya ini juga menjelaskan, pihaknya merekrut generasi penggiat media sosial dan internet untuk menjadi duta damai di duna maya. “Mereka bertugas menyebarkan pesan-pesan damai dan positif dengan bahasa anak muda di media sosial dan internet,”  katanya.

Selain itu, BNPT juga melibatkan para mantan kombatan yang sudah bertobat untuk menyempurnakan program deradikalisasi, baik bagi napi terorisme di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas) maupun mereka yang sudah bebas.

“Tentunya kami juga memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi keluarga mantan teroris, beasiswa bagi anak-anak mereka. Itu dilakukan agar mereka tidak terpinggirkan dan bisa diterima di masyarakat sehingga tidak kembali lagi ke jaringan lamanya,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Depok ini.

José Luis Olivera Serrano selaku pimpinan CITCO pun juga menyampaikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan tersebut. 

Seperti diketahui, CITCO merupakan Badan Antiteror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Seperti juga halnya dengan BNPT, CITCO terdiri dari sejumlah 21 satuan kerja.

Dalam kunjungannya ke Spanyol, Kepala BNPT didamping Mayjen TNI Gautama Wiranegara (Sekretaris Utama/Sestama BNPT), Amrizal, (Inspektur BNPT), Brigjen Pol Hamidin  (Deputi III bidang Kerja sama Internasional), Brigjen Pol Budiono Sandi (Direktur Kerjasama Bilateral), Brigjen Pol Torik Triyono, (Direktur Penindakan) dan Wandi Adriano Syamsu, BA (Kasubdit Kerja sama Amerika-Eropa).

Turut mendampingi pula dalam pertemuan tersebut para pejabat KBRI di Madrid, Spanyol. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Radikalisme di Kampus, BNPT Gandeng Umaha


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler