Indonesia Surplus Politikus Minim Pengusaha

Rabu, 27 Agustus 2008 – 07:36 WIB
Dahlan Iskan saat menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan di Jakarta. Foto: JP
JAKARTA - Jelang pemilu, Partai Keadilan Sejahtera semakin berupaya menampilkan citra diri sebagai partai moderatSelasa (26/8), partai bernomor urut delapan itu mengundang tokoh-tokoh berbicara mengenai nasionalisme

BACA JUGA: KPU NTB Minta Serius Cabut Gugatan

Acara yang berlangsung dua sessi itu dihelat di Hotel Sahid di jalan Sudirman, Jakarta.
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang bicara pada sessi setelah makan siang  menegaskan tidak ada pemisahan antara nasionalisme dan religiusitas
”Citra PKS sebagai partai Islam sering dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan seakan-akan bertentangan dengan jiwa nasionalisme, padahal paradigma itu salah,” katanya

BACA JUGA: MA Tolak Gugatan Najar


Pejabat asal Klaten itu menceritakan, dirinya pernah ditanya oleh wartawan asing tentang wajah Indonesia jika PKS berhasil menang pemilu
”Pernyataan itu menjebak

BACA JUGA: Al Amien Setor Notulen Rapat Komisi ke Azirwan

Padahal, kami sudah ada sejak lama, bersama-sama membangun bersama elemen yang lain,” katanya
Dia mencontohkan, Departemen Pertanian yang dipimpin oleh menteri dari PKS”Alhamdulillah, Indonesia berhasil surplus panganPadahal, sulit dibayangkan kaum santri seperti kami-kami ini memimpin sebuah departemen teknis seperti itu,” katanya
Saat menjabat sebagai Ketua MPR dirinya juga tidak berupaya mengubah pasal-pasal dalam undang-undang dasar”Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika PKS memimpin bangsa ini,” kata Hidayat
Soal tampilan misalnya, doktor hadits lulusan Madinah itu menilai masih banyak yang ragu-ragu dengan jenggot PKS”Padahal dulu salah satu perumus pembukaan UUD 1945, KH Agus Salim jenggotnya jauh lebih panjang dari jenggot saya atau jenggot pak Tifatul, jadi jangan takut dengan jengot PKS,” katanya.
Soal teriakan takbir juga pernah dikhawatirkan”Padahal, kami itu meniru semangat bung Tomo saat mengibarkan semangat arek-arek Suroboyo merobek bendera merah putih biru belanda menjadi merah putih,” kata Hidayat yang kemarin tampil berbatik coklat lengan panjang
Chairman Jawa Pos Dahlan Iskan yang juga menjadi pembicara menilai tema nasionalisme yang diangkat PKS kurang tepat”Sebenarnya tidak ada yang meragukan nasionalisme PKS, justru yang harus diangkat adalah tema kebangsaan,” katanya
Dahlan menambahkan definisme nasionalisme sangat longgar”Sekarang ini tidak akan laku nasionalisme yang sempit, yang laku adalah nasionalisme yang berkemakmuranSaya pernah usul agar ideologi PKS diganti saja dengan ideologi kemakmuranSupaya tetap sesuai ya diganti saja kemakmuran dunia akhirat,” katanya disambut tawa peserta seminar.
Dahlan juga mengkritik partai berlambang bulan sabit emas itu”Sesuatu itu diterima masyarakat kalau penting dan menarikKadang ada yang sangat penting tapi tidak menarik, tapi ada juga yang tidak penting tapi menarik,” katanya
Dia menilai unsur penting dalam perjuangan PKS sudah mencapai nilai 8 dengan skala 1 sampai 10Namun, untuk unsur menariknya baru 3”Misalnya memenangkan calon dalam pilkada, mungkin dia penting, bahkan sangat penting,  tapi karena tidak menarik jadi tidak jadi,” katanya
PKS juga ditantang untuk mengembalikan semangat masyarakat Indonesia untuk memulihkan kekuatan ekonomiDahlan sempat menceritakan perjalanannya ke negeri seribu tuhan, India.Yang menarik, Tiongkok negara yang terkenal tanpa Tuhan dan India yang punya seribu Tuhan, sama-sama maju.
”Jadi apakah untuk maju itu tanpa Tuhan sama sekali atau justru banyak sekalian,” katanyaHidayat tampak tersenyum mendengar pertanyaan retoris itu
Resep agar Indonesia semakin maju, kata Dahlan adalah memperbanyak jumlah pengusaha”Idealnya lima  persen dari jumlah penduduk, Amerika dan Singapura sudah, kita ini baru 0, 18 persen,” katanya
Apalagi, masyarakat sekarang semakin dewasa terhadap partai politikDari sisi nilai, citra parpol berada pada titik terendah dibanding elemen masyarakat yang lain”Kedewasaan berpolitik ini yang menjadi pr partai jika ingin memperbaiki negara,” katanya
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sandiaga S Uno juga menyoroti hubungan pengusaha dan partai politik”Pengusaha jangan cuma diketok saja tapi harus diberi kepastian dan jaminan keamanan bisnisnya,” katanya
Sandi, orang terkaya ke 63 di Indonesia itu menilai masih banyak pemuda yang justru tertarik terjun ke politik ketimbang jadi pengusaha”Bisa dibilang Indonesia ini sekarang surplus politikus, minim pengusaha,” katanya.
Padahal, untuk bangkit lagi jadi macan Asia, Indonesia perlu pilar ekonomi yang kuat”Dan yang bisa mewujudkan itu adalah pengusaha –pengusaha muda yang tangguh, fokus dan visioner,” kata Sandi.
Dalam sesi tanya jawab, Dahlan diberondong pertanyaan dari peserta soal definisi penting dan menarikMisalnya, Sulistiawan yang bertanya apakah figur Hidayat Nur Wahid dan Tifatul sudah masuk kriteria penting dan menarik untuk dicalonkan jadi calon presidenAda juga yang bertanya apakah PKS menarik bagi kalangan pengusaha.
Ditanya seperti itu, Dahlan tertawa”Wah, bagaimana ya, saya takut kalau jadi fitnah,” katanya sambil melirik Hidayat dan Tifatul yang juga hadirHidayat tersenyum, Tifatul malah bertepuk tangan bersama peserta seminarModerator yang juga presenter Indy Rachmawaty juga memaksa Dahlan untuk menjawab
”Begini saja, untuk ideal itu kan jarang sekaliJadi mungkin ada yang memenuhi unsur penting tapi kurang menarik dan sebaliknyaKepemimpinan di Indonesia itu kan ada dua presiden dan wapres, jadi salah satunya saja,” katanya disambut tepuk tangan riuh peserta seminar
Soal apakah PKS menarik bagi pengusaha, menurut Dahlan fifty-fifty”Dari pergaulan, saya tahu benar pengusaha itu diam-diam mendukung PKSTapi, ada juga yang takut kalau nanti PKS menang akan banyak aturan dan macem-macem,” katanya
Yang penting, lanjut pria yang pernah jadi aktivis PII dan HMI itu, pengusaha perlu diyakinkan”Pengusaha itu butuh bukti nyata dalam kurun waktu yang panjang.Pengusaha itu mementingkan track record dan trustItu tidak bisa dibangun dalam tempo singkatJadi jangan gampang gr (gede rasa) dengan pengusaha,” katanya.
Pembuktian itu juga dilihat dari cocoknya kata dengan perbuatan”Kalau sampai trustnya cedera maka untuk memulihkannya butuh waktu lebih lama,” katanya(rdl/cak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pjs Gubernur Jatim Harus Netral


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler