jpnn.com - Chief Technical Advisor International Labour Organization (ILO), Lotte Kejser, usai seminar Human Traficking di Hotel Nikko, Jakarta, Selasa (16/12) mengungkapkan, ILO mendata, dari Maret 2005 hingga Oktober 2008, sebanyak 2.873 perempuan dan 349 laki-laki telah terjerat dalam perdagangan manusia
BACA JUGA: Secepatnya, Ekstradisi Adrian dari Australia
“Jumlah tersebut terdiri dari 5 bayi, 666 anak, 2.202 remaja perempuan
BACA JUGA: Awal Tahun, Kejagung Terapkan Renumerisasi
Modus yang digunakan pelaku, lanjutnya, adalah mengimingi korban dengan gaji dan kehidupan layak dan terlepas dari himpitan ekonomi.
“Mafia perdagangan orang memanfaatkan hal ini dengan mengincar orang-orang yang putus asa
BACA JUGA: Prabowo-Wiranto Ingin Pemilu Aman
Inilah sebabnya, banyak korban traficking adalah penduduk dari negara-negara miskin.
Berdasarkan penelitian itu, perdagangan orang paling banyak di Kalimantan dengan jumlah 709 orangProvinsi-provinsi lainnya seperti Jawa Barat 682 orang, Jawa Timur 400 orang, Jawa Tengah 352 orang, Nusa Tenggara Barat 439 orang, Sumatra Utara 221 orang, Nusa Tenggara Timur 129 orang, Lampung 158 orang, Sumatra Selatan 66 orang, Banten 66 orang, Sulawesi Selatan 56 orang, DKI Jakarta 44 orang, dan daerah-daerah lainnya berjumlah 119 orang.
Direktur ILO, Alan Bulton, menambahkan, Indonesia bisa lebih buruk dari negara lain mengenai perdagangan manusiaSebab Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk yang sangat besar“Untuk mengetahui skala jumlah perdagangan manusia, lanjutnya, sangat sulit karena dilakukan secara ilegal, alias sembunyi-sembunyi,” katanya.
Dijelaskan, perdagangan manusia, tak melulu korbannya perempuanm untuk dijadikan pekerja seksTetapi, laki-laki juga mengalami hal yang sama.(lev)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Minta Keterangan Ahli BPN
Redaktur : Tim Redaksi