Indonesia Tekankan Pentingnya Iptek dan Inovasi untuk Mencapai SDGs 2 Tanpa Kelaparan

Senin, 26 Februari 2024 – 22:33 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera saat berbicara dalam Asia Pacific Regional Conference (APRC) Ministerial Meeting (MM) ke-37 yang berlangsung pada 19-12 Februari 2024 di Kolombo, Sri Lanka. Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, SRI LANKA - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Dida Gardera menyampaikan berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi penyelamatan pangan (saving food, saving water) dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

Upaya tersebut di antaranya dilakukan melalui Science, Technology and Innovation (STI) untuk mencapai SDGs 2: zero hunger (tanpa kelaparan), memperjuangkan modernisasi dan digitalisasi akuakultur dan peternakan, serta pertanian presisi untuk transformasi sistem pertanian pangan di kawasan Asia Pasifik.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ajak Perguruan Tinggi Dukung Aksesi Indonesia jadi Anggota OECD

Deputi Dida menyampaikan hal itu saat menjadi salah satu delegasi Indonesia yang hadir dalam Asia Pacific Regional Conference (APRC) Ministerial Meeting (MM) ke-37 yang berlangsung pada 19-12 Februari 2024 di Kolombo, Sri Lanka.

“Untuk mengantisipasi penyelamatan pangan, dapat kita lakukan dengan pengurangan food losses dan food waste," kata Deputi Dida dalam keterangannya yang diterima, Senin (26/2).

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ungkap Tujuan Pemerintah Optimalkan Potensi Kawasan BBK

Untuk mengatasi masalah kritis ini, lanjut Deputi Dida, Indonesia telah mengidentifikasi arah kebijakan utama, antara lain mempromosikan perubahan perilaku, meningkatkan sistem pendukung, memperkuat peraturan penyelamatan pangan, mengoptimalkan pendanaan, memanfaatkan kehilangan dan limbah pangan, serta mengembangkan studi komprehensif dan pengumpulan data kehilangan dan limbah pangan.

"Termasuk pemanfaatan teknologi digital untuk program Digital Village Initiative,” sebutnya.

BACA JUGA: Indonesia Makin Cakap Digital Jadi Program Unggulan Kemenkominfo 2025-2029

Sejak peluncuran Digital Village Initiative (DVI) Knowledge Platform pada tahun 2022, Indonesia terus mendukung implementasi inisiatif ini sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.

Deputi Dida juga menyampaikan secara singkat beberapa pelajaran yang diperoleh dari implementasi DVI.

Mulai dari keterlibatan masyarakat sangat penting dalam inovasi untuk memastikan inklusivitas, keberlanjutan, dan dampak nyata pada masyarakat hingga akses fisik terhadap infrastruktur dan literasi digital masyarakat harus ditingkatkan untuk mencapai inklusi digital yang lengkap.

Sebagai informasi, Konferensi Regional Asia Pasifik FAO (APRC) merupakan forum resmi yang dihadiri para Menteri dan pejabat tinggi negara-negara anggota FAO untuk berdiskusi dan menguraikan permasalahan pangan di kawasan Asia Pasifik serta membangun kerja sama untuk penguatan prioritas dan solusi terkait pangan dan pertanian.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan Indonesia memainkan peran strategis dalam mendorong transformasi sistem pangan dan pertanian di kawasan Asia Pasifik.

Hal ini terlihat dari bagaimana Indonesia diminta menjadi pembicara dalam 7 sesi dari total 10 sesi pada pertemuan tersebut.

Moeldoko yang juga ketua delegasi Indonesia dalam pertemuan ini juga menyampaikan gagasan regenerasi petani sebagai solusi untuk membangun ketahanan pangan di kawasan.

“Indonesia berbagi pembelajaran dan mendorong solusi-solusi baru untuk membangun ketahanan pangan bersama, di antaranya kita usulkan pembentukan pusat pelatihan regenerasi petani kawasan Asia Pasifik di Indonesia,” jelas Moeldoko pada agenda utama APRC di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (21/2).

Pada kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto turut membahas mengenai Prioritas Nasional dan Regional.

Kemudian juga Sekjen Prihasto juga membahas komitmen Indonesia dalam mendorong percepatan sistem pangan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan dan upaya pemenuhan ketersediaan pangan bagi 278 juta rakyat Indonesia.

Untuk penanganan jangka pendek dampak krisis, Pemerintah memprioritaskan penyediaan safety net program bagi vulnerable communities, terutama petani skala kecil dan nelayan.

Dalam dua tahun terakhir sejak pandemi, kondisi pangan kawasan Asia-Pasifik mengalami kemunduran dalam upaya memerangi kelaparan. Maka sangatlah penting untuk melakukan transformasi sistem pangan di kawasan ini agar menjadi lebih efisien, inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan.

Delegasi Indonesia juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral yang strategis, untuk mendorong penguatan kerjasama regional, di antaranya bersama dengan Asia Pacific Director General FAO, Chairperson Komite Ketahanan Pangan Dunia (CFS), serta perwakilan Afrika Selatan dan Vietnam. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler