Industri Furnitur Domestik Masih Seksi

Rabu, 17 Juli 2019 – 01:30 WIB
Ilustrasi furnitur atau mebel. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Para pelaku industri furnitur dituntut untuk terus melakukan inovasi demi mengambil hati konsumen.

Salah satu caranya ialah dengan rutin menghadirkan inspirasi atau konsep-konsep baru untuk hunian masyarakat.

BACA JUGA: Harga Sapi Mulai Naik

Store Manager Informa Tunjungan Plaza 6 Surabaya Reda Bayunda mengatakan, pertumbuhan penjualan furnitur di area Surabaya masih cukup baik.

BACA JUGA: Kunci Utama Agar Industri Pengiriman Barang Berkembang

BACA JUGA: Kunjungi Jatim, Caketum PSSI Terus Gerilya Mencari Dukungan

Bahkan tahun lalu pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan sekitar delapan persen dibanding tahun sebelumnya.

Menurutnya, penyumbang terbesar terhadap sales berasal dari golongan living room dan dining room seperti sofa, meja, dan kursi makan.

BACA JUGA: Strategi Pemprov Jatim Genjot Investasi Sektor Manufaktur

Adapun pendorong Informa mampu membukukan pertumbuhan yang cukup baik karena pihaknya memiliki store yang berkonsep.

Barang-barang yang didisplai oleh Informa telah dipadupadankan sedemikian rupa dengan berbagai aksesoris demi memunculkan sebuah konsep ruangan yang pas.

“Hal itu dapat memberi inspirasi bagi konsumen tentang style dan tren furnitur saat ini,” ujarnya, Senin (15/7).

Melalui inovasi seperti itu, pihaknya menargetkan mampu meraih pertumbuhan penjualan sampai 25 persen sampai akhir tahun ini.

Sejauh ini pelanggan Informa didominasi oleh end user sebanyak 90 persen. Sisanya diisi segmen komersil seperti pengusaha kafe.

Terpisah, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur Nur Cahyudi mengatakan, selama ini kinerja bisnis furnitur Jatim masih didominasi oleh ekspor ketimbang domestik. Kontribusinya sebesar 70 persen.

"Pasar terbesar mebel Jatim diperoleh dari Amerika Serikat sekitar 50 persen, lalu Eropa 30 persen. Sisanya didapat dari negara kawasan Asean, Timur Tengah, dan Australia," tegasnya.

Pada triwulan pertama ini ekspor furnitur Jatim mengalami penurunan 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Salah satu penyebabnya adalah sebagian besar importir di luar negeri tidak lagi memesan dari Indonesia, khususnya Jatim.

Mereka telah mengalihkan pesanannya ke Vietnam yang dinilai lebih murah dan memiliki kualitas yang bersaing. (sb/cin/jay/nur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawasan Industri di Jatim Masih Sangat Menjanjikan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler