Industri Halal Indonesia Kalah dari Thailand dan Korsel

Rabu, 27 Juni 2018 – 13:42 WIB
Ilustrasi makanan beku. Foto: AFP

jpnn.com, SURABAYA - Vice President SME Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Surabaya Mufid Wahyudi menyatakan, nilai industri halal secara global saat ini sudah mencapai USD 3,8 triliun.

Itu termasuk produk makanan, fashion, pariwisata, dan perbankan. Pada 2020 diprediksi mampu mencapai USD 8,3 triliun.

BACA JUGA: Sandi Target Pariwisata Halal Serap 1 Juta Wisatawan

’’Yang sangat disayangkan, dari nilai sebesar itu, Indonesia masih belum banyak berkontribusi. Padahal, potensi halal industri di tanah air sangat besar karena 81 persen masyarakatnya adalah muslim,’’ tutur Mufid setelah talk show Halal Lifestyle di PT Vitapharm, Surabaya, Selasa (26/6).

Menurut Mufid, warga Indonesia yang mayoritas muslim menganggap halal sebagai hal biasa.

BACA JUGA: Garap Pariwisata Halal Lewat Digital

’’Orang-orang Indonesia masih banyak yang belum paham bahwa potensi halal industri sangat besar, termasuk di Jatim. Di negara ini yang sudah menerapkan halal lifestyle hanya segelintir seperti Aceh dan Lombok,’’ papar Mufid.

Yang lebih memprihatinkan, Indonesia telah hampir 30 tahun mengembangkan perbankan syariah. Namun, pangsa pasarnya belum lebih dari sepuluh persen.

BACA JUGA: Bidik Turis Timteng, Malang Susun Strategi Pariwisata Halal

Mufid mencontohkan negara lain yang sudah lebih maju dalam mengembangkan industri halal.

Misalnya, Thailand yang hanya punya penduduk muslim lima persen memiliki visi menjadi halal kitchen in the world.

Adapun Korea memiliki visi menjadi halal tourism dan telah banyak memproduksi kosmetik halal.

Sementara itu, Jepang mempunyai Halal Transportation Nippon Express. Brasil punya pelabuhan halal.

National Head of Markplus Inc Dian Mukti Wicaksono menambahkan, logo halal telah menjadi kebutuhan universal.

Bukan hanya bagi konsumen, melainkan juga produsen dalam menjangkau segmen muslim.

Dia mengatakan, banyak para pelaku usaha yang melihat label halal hanya sebagai syarat penetrasi ke berbagai gerai ritel.

’’Padahal, di balik itu, brand halal bisa menjadi pedoman akan kualitas hidup yang menyehatkan dan aman bagi semua orang,’’ tutur Dian. (car/c15/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Pariwisata Halal NTB, BNI Syariah Rilis Kartu Spesial


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler