jpnn.com - jpnn.com - Kesehatan menjadi salah satu tolok ukur dalam menilai tingkat kualitas hidup seseorang.
Semua negara berdaulat di seluruh dunia memiliki departemen atau kementerian yang menangani masalah-masalah kesehatan masyarakat.
BACA JUGA: Industri Kecil dan Menengah Sumbang PDB Rp 520 Triliun
Nah, Kementerian Kesehatan Indonesia menyadari kondisi geografis tanah air menghadirkan tantangan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Kementerian Kesehatan RI menilai, perlu diadakan rapat erja nasional untuk membangun sinergi di antara semua pelaku di sektor ini.
BACA JUGA: Jonan Diminta Terbitkan Izin Ekspor Nikel Kadar Rendah
Hal itu sebagai bentuk kesadaran tentang dinamika dan kompleksitas layanan kesehatan masyarakat yang terus berkembang.
Pemerintah menginginkan perencanaan kesehatan yang sistematis, terarah, terpadu, dan menyeluruh.
BACA JUGA: Industri Jamu Terkendala Regenerasi Konsumen
Perencanaan itu melibatkan berbagai sektor dan seluruh komponen bangsa dalam pelaksanaannya, termasuk keterlibatan dunia usaha.
Dalam rakernas dan pameran yang berlangsung di Birawa Assembly Hall Bidakara, Jakarta, pada 27 Februari hingga 1 Maret lalu, diselenggarakan forum komunikasi dan informasi antara stakeholders berbagai lintas sektor.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengingatkan perlunya fokus dan sinergi dalam menangani masalah kesehatan.
“Problem-problem kita, angka kematian, angka orang miskin, penyakit yang masih kita lihat belakangan ini, demam berdarah dan TBC. Itu harus diselesaikan kalau kita mau berkompetisi,” terang Jokowi.
Rakerkesnas 2017 melibatkan 1.787 peserta dari berbagai lintas sektor, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Tema yang diangkat adalah Sinergi Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Pendekatan Keluarga untuk Mewujudkan Indonesia Sehat.
Dalam kesempatan itu, Kemenkes juga meresmikan program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS).
Kemenkes juga melakukan promosi program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) dengan tiga fokus kegiatannya, yakni aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Sementara itu, para peserta pameran dari dunia usaha atau swasta menunjukkan dukungan mereka dengan memamerkan produk sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Salah satu peserta pameran adalah D&V Medika yang perusahaan penyedia peralatan kesehatan dan rumah sakit lokal yang didirikan di Bali pada 1999.
D&V Medika menampilkan produk tempat tidur rumah sakit didesain untuk ibu melahirkan.
Produk tempat tidur dengan kode PI-4000 DB ini dimanufaktur oleh D&V Medika untuk memberikan kenyamanan lebih bagi para ibu melahirkan dan membantu dokter dan perawat dalam melaksanakan tugas mereka.
Tempat tidur bertenaga listrik ini dapat dikonversi menjadi unit bergerak dan memiliki alat kendali yang dioperasikan dengan kaki.
Dengan begitu, staf medis dapat menggunakan tangan mereka secara maksimal.
Produk semacam itu memberi kebanggaan tersendiri karena produk kesehatan yang diproduksi di negeri sendiri.
“Industri layanan kesehatan dan rumah sakit memiliki potensi luar biasa untuk investasi," terang D&V Managing Partner Vincent Lianto.
"Dengan bertambahnya harapan hidup masyarakat, layanan kesehatan, rumah sakit dan layanan pencegahan gangguan kesehatan menjadi isu penting di tengah masyarakat, terutama karena kaitannya dengan isu kesejahteraan masyarakat serta bagi perkembangan usaha dan pembangunan,” tegasnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Kuliner Terdongkrak MICE dan Mal Baru
Redaktur & Reporter : Ragil