Industri Kreatif Diharapkan Berbasis Budaya Lokal

Selasa, 04 Agustus 2009 – 19:17 WIB
JAKARTA - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengharapkan keunikan seni-budaya lokal hendaknya dijadikan sebagai dasar pengembangan industri kreatif masyarakat (IKM), sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi riilHal tersebut disampaikan Fahmi saat meresmikan "Sumatera Barat Food & Craft Fair II" yang diikuti oleh 17 kabupaten dan kota se-Sumatera Barat, yang berlangsung dari 4 hingga 7 Agustus 2009, bertempat di Plaza Pameran Industri, Departemen Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (4/8).

"Jika industri kreatif berkembang tanpa ditopang oleh seni-budaya lokal, maka semua hasil produksinya akan bersifat temporer, tidak memiliki seni tinggi dan keunikan sebagai salah satu ciri produk industri kreatif, dan tidak punya daya saing yang cukup kuat memasuki pasar nasional dan internasional," ujar Fahmi.

Untuk mencapai kesemuanya itu, lanjut Fahmi, memang tidak mudah

BACA JUGA: WWF Gelar JPI 2009, Diikuti 1.000 Peserta

Tapi katanya pula, salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Barat yang bersusah-payah membawa ratusan industri kreatif ke ibukota negara ini, merupakan sebuah kegiatan kreatif dan inovatif guna memperkenalkannya kepada konsumen.

"Kegiatan Dekranasda Sumbar ini, selain secara langsung sangat membantu masyarakat pengrajin di daerah, sekaligus juga membantu program pemerintah dalam pengembangan industri, yang akhirnya akan membantu mengatasi masalah pengangguran yang sangat identik dengan kemiskinan," imbuh Menteri Perindustrian itu.

"Kita melihat industri kerajinan tangan di daerah Sumatera Barat merupakan hasil warisan seni-budaya yang turun-temurun terpadu dengan keterampilan tangan para perajinnya, sehingga melahirkan kerajinan khas seperti tenunan, songket, sulaman, batik tanah liat, serta bordir dengan ciri khas masing-masing, seperti bordir kerancang langsung, sulaman kamalo piniti, sulaman Koto Gadang, serta produk pangan yang sangat terkenal seperti rendang dan keripik balado," kata Fahmi sambil menyebut beberapa produk khas Sumbar.

Beberapa produk kreatif ini, kata Fahmi pula, harus konsisten dijaga dan dikembangkan, sehingga mampu menjawab tantangan pasar yang semakin kompetitif dan kreatif
Caranya, yaitu dengan membuat berbagai program kreatif dan aplikatif berupa pelatihan, bimbingan, serta pendampingan yang kontinyu dan berlanjut, serta terintegrasi dengan pasar.

Sementara, terkait salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi industri kreatif masyarakat, yakni pemasaran, Fahmi memandang adanya pameran merupakan salah satu jalan keluarnya

BACA JUGA: Dua Kubu Klaim Bukti Lebih Valid

"Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pameran yang kontinyu sebagaimana yang telah dilakukan oleh Dekranasda Sumbar ini," tutur Fahmi pula
(fas/JPNN)

BACA JUGA: Massa NTT Tolak Pemindahan Komodo

BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Tolak Keberatan Mega-JK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler