Industri Kreatif Nasional Semakin Menjanjikan

Senin, 19 Januari 2009 – 08:49 WIB
SURABAYA  - Saat ini, industri kreatif di Indonesia cukup berperan dalam memberikan sumbangan terhadap product domestic bruto (PDB) nasionalSebab indutri pada karya tersebut merupakan 10 besar sektor pemberi lapangan kerja di tanah air

BACA JUGA: Bank Diminta Waspadai Kredit Macet

Namun perkembangan indutri ini masih terkendala masalah permodalan dan Sumber Daya Manusia (SDM).
   
Andi S
Boediman, strategic consultant Creative Industry Evangelist mengatakan bahwa berdasarkan data dari Depdag industri kreatif dalam negeri menduduki peringkat ke-9 dari 10 lapangan usaha utama yang didefinisikan Biro Pusat Statistik (BPS)

BACA JUGA: Bank Syariah Bisa Jadi Solusi Krisis Global

Laporan tersebut disusun berdasarkan kontribusi PDB sektoral atas dasar harga konstan tahun 2000, untuk periode 2002-2006
Rata-rata, nilai kontribusi industri kreatif pada tahun 2002-2006 adalah Rp 79,08 trilyun

BACA JUGA: Bank Century Fokus Nasabah Tiongkok

Atau sebesar 4,74 persen dari total nilai PDB nasionalKontribusi PDB terbesar pada 2006 yakni sebesar Rp 86,914 trilyun atau 4,71 persen dari total PDB nasional.
   
"Pada tahun 2008, posisi indutri kreatif sudah menempati posisi ke-7 dari 10 lapangan usaha pemberi sumbangan PDB nasional," kata Andi disela pembukaan Digital Studio Pucang, pada Sabtu (17/01)
   
Sayangnya, lanjut dia, indutri kreatif yang banyak dijalani oleh orang muda kreatif tersebut masih mendapat banyak tantangan, terutama saat mendirikan usahanya"Seperti modal yang biasanya dihadapi para pengusaha kecil pemula," kata diaNamun saat ini mulai ada penyelesaian dengan adanya angle investor, istilah bagi para pengusaha yang telah sukses dan biasanya tertarik untuk membiayai indutri kreatif baru meski resikonya besarMaupun memanfaatkan pinjaman lunak dari bank pemerintah untuk sektor UMKM.
   
Selain pada permodalan, perkembangan industri ini juga terhalang masalah  pendidikanSebab lembaga pendidikan untuk  menciptakan orang-orang kreatif  yang di Indonesia masih sangat minim"Padahal  indutri ini merupakan industri padat karya memerlukan banyak orang yang punya keahlian.Contohnya untuk membuat satu film animasi memerlukan 100 pekerjaBelum lagi untuk video klip, musik, dan lainnya," ujarnya.
   
Digital Studio merupakan lembaga pendidikan computer graphis  dengan materi pembelajaran setara D1Saat ini menurut Andi yang juga menjabat sebagai direktur tersebut telah ada 11 sekolahan yang tersebar di Jakarta (5 sekolah), Depok (1), Bandung (1), Yogjakarta (1), Surabaya (2), dan Malang"Tahun ini kami berencana akan membuka empat sekolah lagiSatu di Jawa, sisanya di luar Jawa."
   
Industri kreatif di Indonesia  dikelompokkan menjadi empat kelas besar yakni konten kreatif (seperti film, musik, iklan, dan karya sastra), produk kreatif (terdiri dari fesyen, barang kerajinan, seni visual (lukisan dan foto), museum dan galeri, seni arsitektur, penerbitan, kuliner, dan desain grafis)Kemudian masih ada pertunjukan kreatif seperti pertunjukan seni, tari, serta musik serta sains kreatif yang terdiri dari game interaktif, technotainment, dan bisnis internet(aan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalla Minta Organda Turunkan Tarif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler