JAKARTA - Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengungkapkan bahwa kosmetika palsu marak karena ternyata diproduksi di dalam negeriBahkan proses pemalsuannya pun hanya di home industri yang banyak tersebar di Jakarta
BACA JUGA: Gubernur Kalsel jadi Tersangka Korupsi Pembebasan Lahan
"Tempat yang dijadikan lokasi pemalsuan tidak jauh-jauh kok
BACA JUGA: Darmono Bakal Mulus jadi Jaksa Agung Definitif
Banyak home industry (industri rumah tangga) di Tambora, Jakarta Barat yang memalsukannya," ujar Tulus saat berbicara pada diskusi "Edukasi Konsumen untuk Meminimalisasi Pemalsuan Kosmetik" di Universitas Atmajaya, Jakarta, Selasa (28/9)Menurutnya, konsumen juga harus memiliki itikad baik dan tidak gampang membeli produk kosmetik palsu
BACA JUGA: Golkar Tunjuk Pengacara Bela Syamsul Arifin
"Kalau tetap membeli padahal tahu produknya palsu, itu artinya tidak punya itikad baik," ulas Tulus.Yang juga dikhawatirkan Tulus adalah sistem pasar terbuka yang saat ini diterapkan di Indonesia, tak terkecuali untuk produk kosmetik"Kalau sudah open market, akan banyak produk masuk Indonesia, tak terkecuali produk sampah," tandasnya.
Tulus juga mengatakan, pemerintah harus menlakukan pengawasan lebih ketat terhadap produk-produk yang masuk""Penegakan hukumnya juga harus lebih serius," cetusnya.
Sebelumnya pada acara sama, Ketua Bidang Hukum Masyarakat Indonesia Anti pemalsuan (MIAP), Bambang Sumaryanto, menyebutkan bahwa kosmetik menempati posisi teratas sebagai obyek pemalsuan"Pemalsuannya mudah dan para pemalsunya malah lebih kreatif dalam membuat kemasan ketimbang produk asliPemalsuannya pun mudah, cukup pesan ke China, dikirim kosmetiknya," ujar Bambang.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Didesak Ingatkan Presiden
Redaktur : Tim Redaksi