Info dari Basarnas soal Pencarian Penumpang Sriwijaya Air SJ182 Hari Ini

Selasa, 12 Januari 2021 – 09:55 WIB
Puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dievakuasi ke Dermaga JICT 2, Jakarta, Minggu (10/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tim SAR memperluas wilayah pencarian penumpang maupun puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1).

Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Rasman MS mengatakan, perluasan itu dilakukan karena terdapat kemungkinan serpihan dari pesawat tersebut terbawa arus.

BACA JUGA: Suami Penumpang Sriwijaya SJ182 Berangkat ke Jakarta, Berharap Istrinya Bisa Ditemukan

"Untuk kegiatan udara itu kita tetap melaksanakan pemantauan lewat udara dengan areal yang kita perluas, karena kemungkinan kalau ada benda-benda atau barang-barang atau objek yang menjadi pencarian yang ada di permukaan itu bisa dipantau," kata Rasman MS dalam konferensi pers di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Selasa.

Rasman memperkirakan pergerakan objek sudah mulai menjauh dari titik lokasi yang diperkirakan menjadi jatuhnya pesawat tersebut, yaitu di perairan Pulau Laki dan Lancang di Kepulauan Seribu, Jakarta.

BACA JUGA: Ada Petunjuk Bencana 9 Januari, Yanda Selamat dari Musibah Sriwijaya Air

“Itu kita bagi dalam sembilan sektor (pencarian)," ucap Rasman.

Selain pencarian udara, tim juga melanjutkan penelusuran lewat laut dengan metode yang sama yaitu penyusuran di permukaan maupun pencarian di dasar dengan menyelam.

BACA JUGA: Ada 5 Warga Sumbar di Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Termasuk Kapten Afwan

Pencarian di laut sendiri tetap dibagi menjadi enam sektor, dengan harapan penemuan kotak hitam atau black box Sriwijaya Air SJ182 semakin besar mengingat tim sudah menemukan potongan besar dari body pesawat tersebut.

"Kami membuat perencanaan areal untuk operasinya di dalam enam sektor. Dari enam sektor itu kita maksimalkan khusus untuk mencari black box," jelas Rasman.

Pencarian black box dilakukan dengan mengerahkan beberapa kapal seperti KRI Rigel, Kapal Baruna Jaya dan Kapal Riset ARA dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Rasman berharap dengan pengerahan kapal yang memiliki peralatan deteksi bawah laut, maka pencarian kotak hitam bisa lebih optimal.

"Tim kita yang di lapangan diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan baik," ucap Rasman.(antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler