Info dari Letjen Doni: Sudah Muncul Klaster Covid-19 dari Kerumunan Acara Habib Rizieq

Jumat, 20 November 2020 – 20:10 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan klaster penyebaran Covid-19 dari acara Habib Rizieq Shihab di Petamburan dan Tebet di Jakarta, serta Megamendung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Oleh karena itu Doni yang juga ketua Satgas Covid-19 meminta warga yang menghadiri acara-acara imam besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut segera melapor kepada ketua RT ataupu RW di tempat tinggal masing-masing.

BACA JUGA: Belajar dari Kasus Habib Rizieq, Doni Monardo Beri Seruan Tegas kepada Gubernur, Kapolda, hingga Pangdam

"Yang kemarin ikut beraktivitas, mulai dari penjembutan di Bandara Soekarno Hatta, kegiatan Maulid Nabi di Tebet, dan juga di Megamendung, serta acara di Petamburan, kiranya dengan kesadaran sendiri untuk melaporkan diri kepada ketua RT dan ketua RW,"ujar Doni melalui siaran pers ke media, Jumat (20/11).

 

BACA JUGA: Doni Monardo Bantah Beri Dukungan Untuk Acara Habib Rizieq

Data yang diterima Satgas Covid-19 per Kamis (19/11) memperlihatkan adanya 7 orang yang positif Covid-19 dari klaster Petamburan. Hal itu diketahui dari tes usap terhadap 15 orang.

Adapun pada Jumat (20/11) sore terdapat 20 orang yang positif Covid-19 dari klaster Megamendung. Jumlah itu merupakan hasil tes usap terhadap 559 orang.

BACA JUGA: Doni Monardo: yang Mengumpulkan Massa Akan Dimintai Pertanggungjawaban oleh Allah

Selanjutnya dari klaster Tebet ada 50 orang yang terkena Covid-19. Semuanya didapati setelah Habib Rizieq Shihab menggelar kegiatan di lokasi tersebut.

Doni pun mengharapkan kerja sama dari semua komponen masyarakat di berbagai daerah terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Mantan Danjen Kopassus itu mendorong para ketua RT dan ketua RW menyampaikan pesan kepada pihak-pihak yang ikut menghadiri aktivitas Habib Rizieq segera aktif melaporkan diri.

Selain itu, Doni juga mengingatkan warga yang menunjukkan gejala Covid-19 segera memeriksakan diri di puskesmas. "Pemeriksaan di puskesmas tanpa dipungut biaya. Pemeriksaan ini sangat penting agar diketahui lebih dini," tuturnya.

Bagi warga yang positif Covid-19, sambung Doni, segera menjalani isolasi. "Jika ada yang positif bisa segera isolasi dan tempat isolasi disiapkan pemerintah. Silakan dengan kesadaran dan keikhlasan memeriksa diri ke puskesmas, demi memutus mata rantai penularan untuk keselamatan bersama," tuturnya.

Adapun untuk memenuhi permintaan tes Covid-19 di puskesmas, Doni mengaku telah mengirim sejumlah swab antigen.

"Hari ini kami telah menyalurkan 2.500 swab antigen ke seluruh puskesmas yang berada di daerah-daerah yang berpotensi terjadi peningkatan kasus di DKI, Banten dan Jabar," ujarnya.

Lebih lanjut Doni kembali membeber klaster Covid-19 dari pertemuan Jamaah Tabligh di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Maret 2020. Kegiatan yang dihadiri ribuan orang itu menjadi ajang penularan Covid-19.

"Akibat kegiatan itu ribuan orang terpapar Covid-19, baik yang berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan peserta dari Pulau Jawa," ujarnya.

Doni menambahkan, dirinya pada  Juni 2020 saat berkunjung ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Informasi dari Dinas Kesehatan Kalsel menyebut 2.000 warga provinsi berjuluk Bumi Lambung Mangkurat itu  menghadiri acara Jamaah Tabligh di Gowa.

Dari 2.000 ribu itu baru 900 orang yang melaporkan diri. Ternyata Kalsel langsung menjadi daerah zona merah Covid-19.

"Penjelasan dari kepala Dinas Kesehatan Kalsel kepada saya bahwa tanggal 7 Juni 2020 ada korban 68 orang meninggal berasal dari mereka yang ikut kegiatan itu (Jamaah Tabligh, red). Itulah yang membuat Kalsel menjadi zona merah, salah satu dari delapan provinsi dengan kasus tertinggi ketika itu," ungkap Doni.

Mantan komandan Paspampres itu juga kembali menegaskan bahwa Covid-19 bukanlah konspirasi ataupun rekayasa. Menurutnya, Covid-19 merupakan ancaman nyata yang bisa berakibat fatal pada kalangan lansia dan penderita komorbiditas seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, ginjal dan sejumlah penyakit penyerta lainnya.

"Cara penularannya melalui droplet dan juga aerosol, yaitu udara yang keluar pada saat kita berbicara. Makanya kita selalu diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan juga sering mencuci tangan supaya tangan kita tidak menyentuh bagian dari wajah. Ini yang harus kita perhatikan," tandas Doni.(cuy/jpnn)

 

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler