jpnn.com, JAKARTA - Hasil Debat Pertama Capres Pemilu 2024 yang dilaksanakan pada Selasa lalu (12/12/2023) membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai parpol pengusung Ganjar Pranowo - Mahfud MD kian optimistis.
Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto menyebut Ganjar mampu tampil membanggakan dengan ide-idenya sebagai solusi masalah kerakyatan dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu.
BACA JUGA: Hasto Sebut Debat Capres Ungkap Watak Asli Prabowo, Jelas Tidak Mirip Jokowi
Hasto mengatakan seluruh jajaran pengurus PDIP dari tingkat cabang hingga pusat merasa puas dengan hasil debat perdana antarcapres itu.
“Menyatakan rasa bangganya terhadap hasil debat yang pertama,” kata Hasto.
BACA JUGA: Kampanyekan KTP Sakti Program Ganjar Pranowo, Hasto Singgung Solusi Utang ala Prabowo
Peraih gelar doktor ilmu geopolitik dari Universitas Pertahanan (Unhan) itu menilai Ganjar tampil berdebat dengan sikap tenang, penuh kedewasaan, menghindari konflik, dan tidak membuat pernyataan yang penuh kontroversial.
Ganjar, imbuh Hasto, mampu menguasai panggung debat dengan menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang diharapkan oleh rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Jokowi Setujui Pinjaman Asing untuk Menhan Rp 851 Triliun
"Pak Ganjar mampu menunjukkan jati dirinya sebagai nakhoda yang penuh ketenangan, nakhoda yang mampu mengatasi krisis, dan nakhoda Indonesia yang tidak emosional," ucap Hasto.
Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan. Menurut Hasto, efek pandemi terhadap rakyar belum sepenuhnya bisa diatasi.
“Khususnya terkait dengan persoalan ekonomi rakyat, kenaikan harga kebutuhan rakyat dan biaya hidup semakin tinggi,” imbuh Hasto.
Lebih lanjut Hasto menyindir capres bernomor urut 2 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto yang masih saja berfokus pada pengadaan alutsista.
Hasto menyebut Prabowo sebagai menteri pertahanan atau menhan malah membiayai pengadaan alutsista dengan utang luar negeri pada saat rakyat membutuhkan pangan murah.
Pernyataan Hasto itu merujuk pada keterangan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani perihal utang luar negeri sebesar Rp 385 triliun dialokasikan untuk pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
“Di tengah-tengah biaya hidup yang semakin tinggi, kami sangat sedih ketika mendengar keterangan dari Bu Sri Mulyani (menteri keuangan) bahwa kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat justru dijawab oleh Bapak Prabowo selaku menteri pertahanan menambah pinjaman luar negeri hingga mencapai Rp 386 triliun untuk beli alutsista,” kata Hasto.
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar - Mahfud itu menganggap Indonesia saat ini tidak berperang melawan musuh bersnjata, melainkan melawan ancaman kemiskinan.
“Perang yang kita hadapi adalah perang terhadap kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan juga bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan kita,” tutur Hasto.
Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan caprs harus punya pikiran jernih dalam melihat tantangan bagi Indonesia ke depan. Oleh karena itu, kata Hasto, seorang pemimpin yang akan membawa Indonesia menujumasa depan tidak boleh memiliki beban masa lalu.
“Seorang pemimpin tidak boleh punya rekam jejak pelanggaran HAM (hak asasi manusia, red) yang mana itu bertentangan dengan prinsip-prinsip menjaga kehidupan itu,” kata Hasto.(ast/jpnn.com)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komentari Gimik Joget dan Gemoy, Hasto Tegaskan Prabowo Memang Bukan Jokowi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi