Informasi Penting dari Dokter Reisa Seputar Vaksin Covid-19

Selasa, 22 Desember 2020 – 02:55 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro. Foto: Humas BNPB/Dume Harjuti Sinaga

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 melihat masih banyak masyarakat yang termakan informasi sesat atau berita bohong terkait pandemi virus Corona.

Ribuan hoaks pun beredar selama sembilan bulan pandemi di Indonesia, beberapa di antaranya terkait vaksin Covid-19.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Beri Kelonggaran di Perbatasan Wilayah, Tetapi Ada Syaratnya

"Padahal banyak sekali manfaat vaksin yang sudah kita ulas. Jadi, penting ya, untuk meluangkan sedikit waktu mencari informasi dari sumber-sumber yang valid di masa seperti sekarang ini," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro melalui tayangan Gali dan Kenali Agar Hoax Tak Mengakali, Senin (21/12).

Beberapa hoaks yang beredar menyebut vaksin adalah bibit penyakit, dan menerimanya sama saja dengan membuat badan rentan terkena penyakit.

BACA JUGA: Parah, Sekuriti Hotel Pukul Dokter Ranisa Larasati Pakai Kunci Inggris

"Anggapan ini salah. Karena vaksin itu terbuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan, yang fungsinya membuat badan kita menjadi kenal, dan kebal melawan penyakit tersebut. Hal ini tidak sama dengan membuat tubuh sakit," lanjut Reisa.

Dia pun memaparkan beberapa jenis vaksin. Pertama, vaksin mati adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan.

BACA JUGA: Sindikat Pembuat Surat Rapid Test Palsu Terbongkar, Honorer pun Terlibat

Kedua, vaksin hidup adalah vaksin yang mengandung bakteri atau virus yang dilemahkan.

Ketiga, vaksin subunit adalah adalah vaksin yang dibuat dari komponen virus atau bakteri.

Dan keempat, vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari toksin yang sudah dilemahkan. Untuk kandungan vaksin, terdiri dari antigen, stabilisator, adjuvant dan pengawet.

Lalu, hoaks yang kedua, vaksin disebut mengandung zat-zat yang berbahaya. Padahal, kata Reisa, vaksin yang sudah diproduksi massal harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil dan efisien.

"Setiap vaksin yang beredar, harus lolos uji dari lembaga otoritas yang berwenang. Di Indonesia, ada Badan POM (Pemeriksa Obat dan Makanan-red) yang akan memastikan bahwa vaksin aman dan tidak mengandung bahan berbahaya," jelasnya.

Selain itu, masyarakat juga masih bertanya-tanya, terkait keamanan vaksin Covid-19. Reisa menjelaskan, vaksin adalah salah satu cara agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi Covid-19. Asalkan, sudah tercipta kekebalan komunitas pada mayoritas penduduk dunia.

Untuk itu, Reisa kembali mengingatkan bahwa vaksin bukan satu-satunya solusi untuk mencegah penularan Covid-19. Disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan juga penting dan efektif menurunkan risiko penularan.

"Jadi, gerakan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) ditambah vaksinasi tentu akan lebih baik," kata Reisa.

Meski demikian, masih banyak lagi mitos dan hoaks lain yang beredar di tengah-tengah masyarakat seputar vaksin. Masyarakat diminta untuk memilah-milah informasi yang benar.

Masyarakat juga bisa menghubungi kontak hotline resmi Satgas Covid-19 di nomor 119 ekstensi 9. Atau bisa berkunjung ke website resmi pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di alamat covid19.go id.

"Lebih baik mencerna informasi lebih baik, kan. Daripada panik atau bahkan menjadi penyebar hoaks," tutup Reisa.(tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler