Infrastruktur Bukan untuk Kemewahan, tapi Demi Daya Saing Nasional

Senin, 14 Agustus 2017 – 17:57 WIB
Mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait di sela-sela simposium nasional di Jakarta, Senin (14/8). Foto: YSA/RMOL

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi bangsa berdaya saing tinggi di tengah persaingan ekonomi global. Syaratnya, sumber daya manusia (SDM) harus benar-benar berkualitas.

“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa,” katanya saat menjadi pembicara diskusi bertema Daya Saing Indonesia di Tengah Perekonomian Global dalam rangka simposium nasional yang digelar Taruma Merah Putih (TMP) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/8).

BACA JUGA: Pak Tito Yakin Banget Indonesia Bisa Jadi Negara Superpower

Mantan Menteri Koordinator (Menko) Chairul Tanjung juga hadir sebagai pembicara pada diskusi itu. Pembicara lainnya adalah Ketua Umum KADIN Rosan P Roeslani dan Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia.

Mbak Ani -panggilan beken Sri Mulyani- menambahkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini berupaya terus-menerus untuk meningkatkan daya saing. Upaya yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui alokasi anggaran yang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA: Hasto Puji Konsistensi TMP Mencetak Kader PDIP

Selain itu, katanya, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas kesehatan kepada anak bangsa dengan memberikan gizi. Sebab, daya saing bangsa ditentukan oleh SDM yang memiliki gizi baik.

Mbak Ani -panggilan beken Sri Mulyani menegaskan, gizi menentukan kecerdasaan anak.  “Daya saing akan meningkat jika bangsa ini memiliki generasi yang unggul baik dari gizi dan pendidikan,” katanya

BACA JUGA: Freeport Pecat 4 Ribu Karyawan

Lebih lanjut peraih gelar doktor ekonomi dari University of lllinois Urbana-Champaign, AS itu mengatakan, untuk menghadapi persaingan global juga harus kreatif dan memiliki infrastruktur penunjang. Karena itu, katanya, pemerintahan Presiden Jokowi terus menggenjot pembangunan infrastruktur dari Sabang sampai Marauke.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pembangunan yang merata di seluruh Indonesia merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing. “Infrastruktur bukan untuk kemewahan tapi kebutuhan agar bangsa ini mampu berkompetisi dengan bangsa lain,” tegasnya.

Pada kesempatan itu Mbak Ani juga mengajak seluruh peserta simposium ini yang seluruhnya kalangan muda dan mahasiswa untuk memberi masukan dalam penyusunan APBN dan penggunaannya. Tujuannya agar APBN yang besarnya Rp 2100 trilun bisa kredibel, efisien, efektif dan berkesinambungan.

“Ayo saya mengajak para pemuda tidak hanya sibuk mengkritisi, tapi harus memberikan masukan.  Maka itu pemuda harus benar-benar memahami, peduli, kritisi dan awasi APBN kita,” tutupnya. 

Sedangkan Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dalam kata sambutannya sebelum diskusi memuji keseriusan Presiden Jokowi dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Di antaranya melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Selain itu, Jokowi juga serius dalam mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia. Bahkan, kata Maruarar, Presiden Jokowi sangat serius dalam membangun Indonesa dari daerah dan dari pinggiran.

Ara -panggilan Maruarar- menuturkan, pembangunan berbagai infrastruktur bisa meningkatkan lapangan kerja dan akan berdampak pada kesejahteraan rakyat. “Di era Presiden Jokowi juga ada dana untuk desa yang disalurkan begitu besar,” tuturnya.(ysa/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagaimana Kalau Kang Dedi Berpasangan dengan Bang Ara?


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler