Ingat, Bekraf Adalah Anak Angkat Kemenpar

Rabu, 26 Oktober 2016 – 06:26 WIB
Kepala Bekraf Triawan Munaf (paling kiri) bersama Menpar Arief Yahya (nomir 2 dari kiri) dan Ketua Museum Rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana dalam acara pengumuman pemenang Sayembara Desain Homestay Nusantara di Kementerian Pariwisata, Selasa (25/10). Foto: Kemenpar

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf jadi sorotan ratusan pasang mata yang menghadiri pengumuman pemenang Sayembara Desain Homestay Nusantara di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (25/10).

Triawan berpidato di mimbar Balairung Gedung Sapta Pesona. Setelan batik bermotif bunga dan daun warna kuning merah, dengan dasar hitam pas bertemu dengan celana dan sepatu hitamnya.

BACA JUGA: Berantas Pungli di Jembatan Timbang, Seperti ini Strategi Kemenhub

Triawan menceritakan sejarah Bekraf. "Bekraf ini adalah anak angkatnya Kemenpar!” ujarnya di acara yang juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya itu.

“Kami dengan 16 sub industri kreatif ini komit untuk mendukung Kemenpar dalam memajukan pariwisata Indonesia. Karena itulah kami hadir mendukung Sayembara Arsitektur Nusantara untuk homestay ini bersama Kemenpar," tutur mantan musikus yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi kepala Bekraf pada 26 Januari 2015 itu.

BACA JUGA: Efisiensi Irigasi Pompa Tingkatkan Produktivitas Petani

Pria kelahiran Bandung, 28 November 1958 itu juga menuturkan tugasnya sebagai kepala Bekraf. Menurut dia, masih ada tugas yang sedang dikerjakan untuk Kemenpar. Yakni lomba lagu 10 Top Destinasi Prioritas, yang betul-betul dirancang untuk membangun jatidiri dan karakter daerah.

Jadi, lagu itu bukan sekadar untuk untuk kepentingan jingle promosi saja. "Itu tugas Pak Menpar yang akan segera kami tuntaskan untuk mensupport Pariwisata Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Asyik, RS Pengguna Gas Bumi di Jakarta Dapat Service Khusus dari PGN

Badan Ekonomi Kreatif adalah lembaga negara baru yang dulunya merupakan bagian dari Kemenparekraf. Badan itu sempat dipimpin Arief Yahya selama tiga bulan.

Triawan pun mengucapkan selamat kepada para pemenang lomba berhadiah total Rp 1 M itu. "Pak Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan di mana-mana bahwa pariwisata adalah masa depan perekonomian bangsa kita," tegasnya.

Mantan personel Giant Step yang beraliran progressive rock di era 1970-an itu menegaskan bahwa ke depan, pariwisata merupakan core economy Indonesia. Hal itu sejalan dengan pernyataan Menpar Arief Yahya yang menyebut hanya pariwisata yang akan membawa bangsa Indonesia mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

"Kami berkomitmen untuk membantu pariwisata Indonesia," ucap ayah kandung Virania Munaf, Sherina Munaf dan Mayzura Munaf itu.

Bagi Kemenpar, komitmen Triawan selaku kepala Bekraf itu sangat bermakna. Sebab, industri kreatif berimpitan dengan industri pariwisata. Arief Yahya pernah menulis buku C2C, Creativity to Commerce yang banyak bercerita tentang DiCo atau digital company.

"Creative industries itu ada dua kategori, yang masih berupa creative value dan sudah punya modal commercial value. Nah, yang masih creative value itu wilayah Bekraf untuk menginkubasi, mendidik sampai siap terjun di pasar bebas. Setelah punya commercial value, sudah siap berkompetisi baru dipromosikan di Kemenpar," kata Arief.

Semacam start up company atau perusahaan yang baru, katanya, harus dibina di Bekraf. Pasalnya, 95 persen start up company gagal dan hanya 5 persen saja yang sukses.

"Ini bukan statemen saya saja, ini juga kesimpulan Shikhar Gosh, Harvard Business School. Dari 20 start up, hanya satu yang sukses. Karena itu mereka harus punya strategi besar untuk memenangkan persaingan, yang sering saya sebut dengan 3C. Comparative Strategy, Competitive Strategy dan Collaborative Strategy," kata mantan Dirut PT Telkom itu.

Competitive berarti melihat dan membedah nilai keunggulan kita, dari proses creating, choosing, costumizing, channeling sampai commercing. Posisinya berada di mana, sudah siap dikomepetisikan atau belum.

Kedua comparative adalah bagaimana menghadapi para pesaing. Sedangkan cooperative atau collaborative adalah bergabung dengan pemenang, atau joint the winner.

"Kalau dalam satu tim sepak bola itu, kan tidak semuanya harus menjadi striker? Kalau sudah ada Messi dan Rinaldo, mengapa kita harus beradu hebat dengan dia sebagai penyerang dan pencetak gol? Kan bisa jadi playmaker di tengah, libero dan stopper di belakang dan kiper penjaga gawang? Tidak harus berebut di posisi striker yang kita menjadi tidak kompetitif," jelasnya.

Arief pun mengucapkan terima kasihnya atas dukungan Bekraf dalam menata destinasi pariwisata. "Tentu ke depan kami masih akan ada banyak hal yang butuh dukungan penuh," ucapnya.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuih..Menkop Targetkan Serapan 100 Triliun Akhir Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler