Ingat, Bung Karno Punya Jasa Besar Bagi Peradaban Islam

PDIP Akan Terus Sebarkan Islam Nusantara Melalui Bamusi

Sabtu, 03 Juni 2017 – 14:29 WIB
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto (berbatik merah) bersama Ketua Dewan Pembina Bamusi Ahmad Basarah dalam buka puasa bersama anak-anak yatim di Jakarta, Jumat (2/6). Foto: YSA/RMOL

jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan bertekad untuk bisa berkontribusi dalam memajukan Islam di Indonesia. Melalui Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu akan mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin.

Hal itu mengemuka dalam acara buka bersama Bamusi dengan anak-anak panti asuhan, Jumat (2/6). Organisasi pimpinan Hamka Haq itu akan terus berupaya menyebarkan Islam yang membawa rahmat bagi seluruh kalangan.

BACA JUGA: Bung Karno: Masak Opo Bu? Oo, Sego Jagung, Aku Melok Mangan yo

Dalam acara buka puasa bersama yang digelar di DPP PDIP, Bamusi mengundang 500 anak dari berbagai panti asuhan. Selain buka bersama, Bamusi juga menyediakan santunan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu itu.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan kata sambutan pada acara buka puasa bersama itu mengatakan, partainya melalui Bamusi hendak mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin melalui Islam Nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya.

BACA JUGA: PDIP: Kalau Jadi Wakil Lebih Baik Tidak Usah Maju

Hasto menuturkan, Islam merupakan inspirasi bagi kemajuan. Menurutnya, Bung Karno bahkan menjadikan Islam sebagai landsan terpenting dalam mewujudkan kemerdekaan. “Sebab dalam merdeka itu berarti Indonesia terbebas dari segala bentuk penjajahan dan penindasan,” tuturnya.

Lebih lanjut Hasto menceritakan kiprah Bung Karno dalam memajukan Islam bagi dunia. Misalnya, Proklamator RI itu pada 1956 mendesak pemerintah Uni Soviet di bawah Presiden Nikita Khrushchev agar membuka kembali Masjid Biru di St Petersburg yang ditutup.

BACA JUGA: Sekjen PDIP: Kita Kuat karena Pancasila

Atas jasa besar Bung Karno, masjid yang telah ditutup dan dijadikan gudang oleh pemerintahan Uni Soviet itu akhirnya dibuka dan difungsikan kembali untuk umat Islam. “Inilah bentuk perjuangan Bung Karno untuk peradaban Islam,” sebutnya.

Yang tak kalah fenomenal adalah permintaan Bung Karno kepada Presiden Khrushchev agar pemerintah Uni Soviet menemukam makan Imam Bukhari yang dikenal sebagai ahli hadits. Mulanya, Khrushchev meminta Soekarno datang ke Soviet.

Namun, Soekarno mengajukan syarat. Dia akan datang ke Soviat bila pemerintah di negeri Beruang Merah itu mememukan makam Imam Bukhari.

Setelah makam Imam Bukhari ditemukan, akhirnya Soekarno mengunjungi Moskow dan berziarah ke makam imam yang sangat dikaguminya itu di Samarkand, Uzbekistan. Menurut Hasto, upaya Bung Karno itu bahkan masih dicatat dengan baik oleh warga Samarkand.

"Inilah di antara langkah-langkah dan perjuangan Bung Karno yang menjadikan Islam rahmatan lil alamin menjadi jalan peradaban. Dan Islam rahmatan lil alamin inilah yang terus menerus kami wujudkan, Bamusi merupakan jembatan PDI Perjuangan dengan peradaban Islam itu," kata Hasto.

Sementara Ketua Dewan Penasihat Bamusi H Ahmad Basarah mengatakan, Bung Karno merupakan santri dan ustaz. Bung Karno pernah menimba ilmu pada KH Ahmad Dahlan yang juga pendiri Muhammadiyah.

Karenanya, Bung Karno pernah menjadi ketua Majelis Pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu pada kurun waktu 1938 sampai dengan 1942. Meski hidup dalam lingkungan Muhammadiyah, Bung Karno juga dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama.

Bahkan NU memberikan gelar Waliyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah kepada Bung Karno. “Ini membuktikan bahwa Soekarno adalah salah seorang pemikir dan pejuang Islam,” ujar Basarah.

Wakil sekretaris jenderal PDIP itu menegaskan, partainya menempatkan Islam di tempat terhormat. Makanya PDI Perjuangan mendirikan Bamusi untuk mewujudkan Islam Nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya.

Basarah menambahkan, muslim di Indonesia secara internal harus meyakini kebenaran Islam sebagaimana tertuang dalam prinsip innaddina indallahil Islam. Namun, umat Islam juga memiliki prinsiplakum dinukum waliyadin.

“Sehingga bersikap toleran dan plural kepada pemeluk agama-agama lain yang juga sama-sama pemilik sah Republik Indonesia,” ujar ketua Fraksi PDIP MPR RI itu.(ysa/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kutip Pidato Bung Karno, Komarudin Watubun Minta Elite Amalkan Pancasila


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler