Ingat, Jihad di Zaman Modern Bukan dengan Kekerasan

Selasa, 04 Juli 2017 – 13:58 WIB
ISIS. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bambang Pranowo mengatakan, Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun.

Termasuk kelompok radikal yang mengusung 'mimpi' mendirikan sistem khilafah.

BACA JUGA: Tito Akui Lone Wolf Sulit Dideteksi

"Konsep Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini, tetapi juga tercantum dalam Alquran dalam surah Al Hujurat ayat 13," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (4/7).

Surah Al Hujurat ayat 13 itu berbunyi: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal,”.

BACA JUGA: RT dan RW Diminta Cegah Radikalisme, Begini Caranya

Dalam momen Idulfitri yang baru saja dilewati umat muslim seluruh dunia, Bambang kembali mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan menghormati perbedaan.

Sebab, masih banyak anak bangsa yang 'teracuni' paham-paham kekerasan yang mengatasnamakan agama sehingga tidak sadar melakukan aksi terorisme.

BACA JUGA: Penusuk Brimob di Masjid Faletehan Ternyata Lone Wolf Simpatisan ISIS

Contohnya penusukan terhadap anggota polisi di Medan dan di Jakarta yang dilakukan simpatisan kelompok radikal ISIS.

"Orang yang melakukan teror itu tidak memahami secara benar ajaran agama. Kalau memahami ajaran Islam, mereka pasti tidak akan melakukan itu. sebab, dalam Islam membunuh orang hanya boleh karena ada peperangan. Kalau tidak dalam perang, membunuh satu orang itu dosanya sama dengan membunuh seluruh umat manusia," papar Bambang.

Apalagi, lanjut Bambang, aksi itu didasari pengertian mereka yang salah tentang makna jihad dan syahid.

Dia menjelaskan, jihad itu harus dalam rangka membela kebenaran di jalan Allah.

Selain itu, jihad di zaman modern dan negara tidak perang seperti Indonesia bukan dengan kekerasan apalagi membunuh.

"Kalau di Indonesia jelas tidak bisa diterapkan istilah jihad dan syahid karena negara kita tidak dalam perang. Jadi, apa yang diusung para pelaku aksi terorisme jelas salah dalam menafsirkan jihad dan syahid," jelas Bambang.

Dia menambahkan, para pelaku teror itu memiliki pemahaman agama Islam yang dangkal serta terbutakan oleh berbagai macam propaganda radikalisme yang menyesatkan.

Bambang menilai peran ulama sangat besar untuk memberikan pemahaman dan pengertian agama Islam yang benar dan rahmatan lil alamin. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Belum Pastikan Penyerang Polda Sumut Jaringan Bahrun Naim


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler