jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa partainya punya komitmen kuat pada perjuangan hak-hak buruh. Sebab, komitmen itu sebagai bagian untuk mewujudkan kesejahteraan.
Hasto mengatakan hal itu saat menerima 160 eks buruh Koperasi Karyawan Pelabuhan (Kopkarpel) UTPK Belawan-Pelindo I di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (10/30). Ada pula Ketua Umum Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan yang mendampingi ratusan buruh eks Kopkarpel itu.
BACA JUGA: Mbak Eva Ngebet agar Pak SBY Dukung Ahok-Djarot Saja
Hasto mengatakan, Pancasila yang digagas Bung Karno menganut prinsip kesejahteraan. “Memperjuangkan buruh bagi PDI Perjuangan adalah tugas ideologis sesuai nilai Pancasila," ucap Hasto.
Menurutnya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bahkan berkomitmen untuk menjadi rumah bagi seluruh rakyat. Hal itu sudah dibuktikan saat PDIP masih bernama PDI pada era Orde Baru dengan menggandeng kekuatan buruh untuk menghadapi kekuasaan otoriter.
BACA JUGA: Ratusan Buruh Kopkarpel Belawan Berterima Kasih ke PDIP
Karenanya Hasto menegaskan, PDIP tak akan meninggalkan buruh dan rakyat kecil. Sebab, buruh dan rakyat kecil pula yang membuat PDIP kuat, bahkan bisa mengantar Joko Widodo sebagai presiden.
Menurut Hasto, pertemuan dengan kalangan buruh merupakan bagian penting dari kiprah partai pemenangan pemilu legislatif 2014 itu. “Bahwa watak politik dan kekuasaan PDI Perjuangan adalah kerakyatan," tegasnya.
BACA JUGA: Politikus PDIP: Ahok Blusukan, Cuma Diam-Diam
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (berkemeja merah di tengah) saat menerima ratusan eks pekerja Kopkarpel Belawan di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Jumat (10/3). Foto: Humas DPP PDIP for JPNN.Com
Seperti diketahui, para eks pekerja Kopkarpel UPTK Belawan-Pelindo I sedang dalam upaya memperjuangkan hak mereka. Sebab, setelah bekerja selama bertahun-tahun, mereka justru dijadikan pekerja dengan status alih daya atau soutsourcing.
Sejak 2 Januari 2017, mereka sudah melakukan berbagai aksi. Bahkan sampai menggelar aksi selama seminggu bertutur-turut di kantor Pelindo I Medan, serta berdemonstrasi selama lima hari di Belawan International Countainer Terminal (BICT).
Namun, aksi mereka tidak kunjung memperoleh respons. Akhirnya, mereka membuat aksi long march ke Istana Negara untuk mengadukan nasibnya.
Tapi aksi selama sembilan hari di depan Istana Negara juga tak kunjung membuahkan hasil. Senin lalu (6/3), mereka juga sempat menggelar unjuk rasa di depan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Karenanya para buruh itu menyampaikan apresiasinya ke PDIP yang justru merespons perjuangan mereka.
Arsula Gultom selaku koordinator aksi long march Medan-Jakarta mengharapkan kesediaan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menerima mereka akan membawa kabar baik.
Arsula menyebut audiensi itu sebagai wujud keberpihakan PDIP terhadap kalangan buruh. "Kami berterima kasih atas keberpihakan PDI Perjuangan untuk perjuangan ini sehingga tercapai kesepakatan atas apa yang kami perjuangkan selama ini," kata Arsula.
Sebelumnya, PDIP sudah memediasi eks pekerja Kopkarpel dengan Pelindo I, Rabu (8/3). Akhirnya tercapai kesepakatan. Yang utama adalah memenuhi hak-hak eks pekerja Kopkarpel, termasuk melibatkan Pelindo I agar menyerap mereka sebagai pegawai.(ysa/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Politikus PDIP Mengaku Dicatut di Kasus e-KTP
Redaktur & Reporter : Antoni