Ingat ya, Nanti Harus Nyoblos Lagi

Kamis, 10 Desember 2015 – 00:03 WIB
Warga Manado mengecek namanya di DPT, Rabu (9/12). Foto: Ken Girsang/JPNN

jpnn.com - RINTIK hujan di seantero Kota Manado bersamaan dengan berakhirnya penghitungan suara di masing-masing tempat penghitungan suara (TPS), Rabu (9/12) petang.

Ken Girsang-Manado

BACA JUGA: Labuan Bajo, Bukan Sekadar Bertemu Kadal Raksasa, tapi...

Meski antusias masyarakat tidak seratus persen dari total daftar pemilih tetap (DPT) yang ada, namun secara keseluruhan pilkada berlangsung aman. Mayoritas masyarakat tetap datang ke TPS-TPS, walau tahu pemungutan suara hari ini hanya untuk memilih gubernur dan wakil gubernur.

Sementara pilkada Kota Manado, masih ditunda setelah adanya putusan sela dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Makassar. Putusan dikeluarkan menjawab gugatan pasangan Jimmy Rimba Rogi-Boby Daud yang sebelumnya dicoret karena disebut-sebut tidak memenuhi syarat sebab Jimmy masih berstatus bebas bersyarat. Dengan demikian, warga Kota Manado akan menyoblos lagi. Kemarin untuk pilgub, nantinya untuk Pilkada Kota Manado, yang tertunda itu.

BACA JUGA: Tjahjo Kumolo, Puisi, Gitar, dan Pengabdian

Antusias tersebut antara lain seperti diperlihatkan Ibu Iza. Bermodalkan Kartu Tanda Peduduk (KTP), ia mendatangi TPS 2 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang. Wanita yang terlihat mengenakan hijab ini kemudian melapor kepada petugas. Ia terlihat cukup akrab dengan petugas yang ada. Namun keakraban rupanya tidak membuat Iza otomatis langsung diperbolehkan menggunakan haknya di TPS yang DPT-nya mencapai 559 orang tersebut. 

Petugas terlebih dahulu menelusuri satu persatu surat undangan pemilih yang mereka pegang. Setelah ketemu, ternyata wanita ini terdaftar memilih di TPS 1, namun tetap di kelurahan yang sama. Saat mengetahui hal tersebut, wanita 30-tahunan itu tidak menyerah. Dengan berjalan kaki ia melangkah menuju TPS 1, persis berada di halaman Kantor Sekretariat Perkumpulan Al Hijrah. Padahal saat JPNN menelusuri, jaraknya lumayan jauh, sekitar 500 meter. 

BACA JUGA: Luhut Panjaitan Terkenang Penyerangan Kota Dili, Gagah Berani tapi...

Antusias yang sama juga diperlihatkan seorang ibu lain. Dengan menjunjung dagangan rotinya yang masih  tersusun rapi dalam sebuah wadah, wanita ini menyempatkan diri menggunakan hak suara. Karena memiliki surat undangan, tak sampai satu menit di bilik suara, ia dapat kembali melanjutkan aktivitasnya. 

Dari pantauan di lapangan, pada TPS 2 yang di berada di halaman bangunan SMP-SMK Pelita Kasih Manado‎ tersebut, juga terdapat warga yang datang memilih bermodalkan kartu keluarga. Petugas tetap membolehkan pria muda tersebut memilih, karena namanya tertera pada DPT yang ada. 

"Torang belum bole mamili to om, kalo bole, pasti tapili yang ini om. (Saya belum bisa memilih ya om, kalau boleh, saya pasti memilih yang ini,red)," ujar salah seorang gadis kecil menunjukkan calon wakil gubernur Sulut nomor urut tiga yang tertera pada sebuah triplek pengumuman nama-nama DPT dan sebuah kertas berisi pengumuman pilkada Kota Manado ditunda. 

KTP dan KK Jadi Bukti Jatidiri

Untuk Pilkada Sulut, terdapat tiga pasangan yang ikut bertarung. Masing-masing Olly Dondokambey-Steven OE Kandouw, Maya Rumantir-Glenny Kairupan, dan pasangan Benny Jozua Mamoto-David Bobihoe Akib.

"Di sini ada yang memilih dengan hanya menggunakan KTP. Tapi saya tulis nama dan NIK (Nomor Induk Kependudukannya,red)," ujar salah seorang saksi, Doddy Tubagus sembari menunjukkan sebuah buku tulis miliknya. 

Menurut Doddy, pemilih yang hanya menggunakan KTP jumlahnya cukup sedikit, hanya berkisar sepuluh orang. Namun dari pantauan, mereka telah diperbolehkan memilih, meski waktu baru menunjukkan Pukul 11.00 WITA. 

Berbeda dengan TPS 1, petugas baru mengumumkan masyarakat yang hanya menggunakan KTP dipersilahkan untuk memilih, setelah waktu menunjukkan Pukul 12.00 WITA. Cuma sayangnya, mendekati Pukul 13.00 atau batas akhir pencoblosan, pemilih belum mencapai 300 orang dari total DPT 413 orang. 

Kemeriahan pilgub juga dirasakan masyarakat yang berada di Kelurahan Mahakeret Barat. Meski banyak yang begadang menunggu kepastian penundaan Pilkada Kota Manado, namun mereka tetap antusias memilih calon gubernur-calon wakil gubernur. Seperti di TPS 3, masyarakat dan petugas makan siang bersama sebelum melakukan perhitungan suara. Bahkan tak hanya hidangan nasi, sejumlah ibu-ibu juga mengambil beberapa kardus kue pukis dan membagi-bagikannya kepada masyarakat yang semakin ramai berkumpul menjelang perhitungan. Demikian juga gelas-gelas berisi kopi, dibagikan kepada siapa saja yang ingin menikmatinya.

"Siapa yang belum makang siang boleh bagabung. Tapi ada kesulitan, tak ada air, so habis. Kalo mau pipis jangan di sini dang, di rumah masing-masing saja," ujar Ketua KPPS Rudy Senduk. 

Usai makan, seorang petugas Hansip kemudian mengambil kotak suara dan kemudian membuka gembok yang ada. Surat suara kemudian dipersiapkan untuk dihitung bersama. Hasilnya, pasangan Olly-Steven mengantongi 139 suara. Maya-Gleny 66 suara, sementara Benny-Bobi memeroleh 108 suara. Total suara sah mencapai 134 suara dan tidak sah 1 suara. 

Letak TPS ini tidak begitu jauh dari beberapa TPS lain yang berada di Kelurahan Mahakeret Barat. Namun karena posisinya di bawah kaki bukit, cukup melelahkan saat harus berjalan menanjak menuju TPS 6, yang terletak persis di Jalan Diponegoro yang tak begitu jauh dari kantor KPU Provinsi Sulut. Karena paling tidak harus menyusuri sekitar seratusan anak tangga. 

Tak ada kemewahan yang terlihat. Bilik suara di TPS 6 ini juga dibangun sangat sederhana, dengan hanya menutup belakang dinding rumah warga dengan beberapa bilah kain. Posisinya juga persis berada di kemiringan, sehingga seluruh aktivitas pencoblosan dilakukan pada lahan yang bidang datarnya tak melebihi lebar empat meter. Di sini tercatat DPT mencapai 371 orang. Dari jumlah tersebut hanya 231 orang yang menggunakan haknya dengan hasil perolehan pasangan Olly-Steven mendominasi hingga lebih dari seratus suara.  

"Saya sudah bertugas ikut mengawal pemilu dari tahun 1998, tapi baru kali ini pengamanan di tiap TPS sampai dua orang," ujar seorang petugas kepolisian bernama Yalus. 

Menurutnya, selama ini untuk tiga TPS, biasanya hanya dikawal dua orang petugas. Namun kali ini, hingga dua orang di tiap TPS. Demikian juga di depan kantor KPUD, pengawalan dilakukan cukup ketat. Terlihat di halaman depan polisi menyiagakan satu kendaraan barakuda. Sementara puluhan petugas bersenjata lengkap laras panjang berjaga-jaga di sekitar gedung.

Sementara itu, hitung cepat Indobarometer terhadap pemilihan Gubernur Sulawesi Utara memerlihatkan, dari total 87 persen suara masuk, pasangan Olly-Steven mendominasi perolehan suara hingga 50,82 persen. Disusul Benny-David 31,93 persen dan Maya-Glenn 17,25 persen.*** 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Jalanan yang Punya IQ Superior, Hidup Nomaden Asal Bisa Sekolah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler